KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Cottonindo Ariesta Tbk (KPAS) bersiap ekspansi setelah resmi
go public. Produsen kapas kesehatan, kecantikan dan industri ini akan menggunakan sebagian dana hasil penawaran umum perdana saham alias
initial public offering (IPO) untuk membangun pabrik anyar. Jumat (5/10) kemarin, saham KPAS tercatat di Bursa Efek Indonesia. Pada perdagangan perdana, harganya melejit 69,05% menjadi Rp 284 per saham. Sebelumnya, harga IPO KPAS Rp 168 per saham. Dengan melepas 34,90% atau setara 268 juta saham, perusahaan ini mengantongi dana sebesar Rp 45,02 miliar.
Nah, sekitar 75% dari hasil IPO atau sejumlah Rp 30 miliar akan digunakan untuk membeli lahan pabrik dan mesin baru. Luas area untuk pabrik anyar ini mencapai 5 hektare (ha). Sisa 25% dana hasil IPO untuk modal kerja. Direktur Operasi KPAS Albert Yan Katili mengatakan, tujuan IPO memang untuk ekspansi pabrik guna meningkatkan kapasitas produksi. Menurut dia, KPAS baru mengoperasikan satu pabrik di Subang, Jawa Barat. Utilitas pabrik hampir mencapai 100%. "Jadi, sudah saatnya kami ekspansi untuk merespons permintaan pasar, ujar Albert, Jumat (5/10). Kapasitas produksi pabrik saat ini sebesar 115 ton per bulan. Sedangkan, rata-rata produksi sudah mencapai 100 ton–105 ton sebulan. Dengan adanya penambahan pabrik baru, Albert berharap kapasitas produksi dapat meningkat menjadi 245 ton per bulan. Johan Kurniawan, Sekretaris Perusahaan KPAS, mengatakan, porsi produksi kapas industri saat ini mencapai sekitar 15 ton-20 ton per bulan. Lalu produksi kapas kesehatan sebesar 5 ton. Sedangkan, produksi terbesar berupa kapas kecantikan. Setelah pabrik baru jadi, diharapkan produksi kapas kesehatan dapat meningkat menjadi 20 ton per bulan, ujar Johan. Seiring peningkatan produksi, KPAS juga membidik pertumbuhan kinerja. Tahun depan, perusahaan mengincar pendapatan dan laba bersih naik hingga 100% dari proyeksi tahun ini. Albert optimistis, jika pabrik baru mulai beroperasi kuartal I-2019, maka laba bersih tahun depan akan naik menjadi Rp 5 miliar.
Tahun lalu, KPAS membukukan laba bersih 17,6 miliar, naik dibanding 2016 sejumlah Rp 5,7 miliar. Per Maret 2018, Cottonindo mencetak pendapatan Rp 20 miliar dan laba bersih Rp 2,47 miliar. Penjualan KPAS saat ini didominasi pasar domestik. Porsi ekspor hanya 10%. Menurut Albert, perusahaan bahkan belum bisa memenuhi 100% permintaan dalam negeri. "Market share kami cukup besar, karena pemain kapas seperti kami di Indonesia hanya ada dua," ucap dia. Dia berharap, pasca IPO. porsi ekspor bisa meningkat menjadi di atas 10%. Pasar akan diperluas ke sejumlah negara di Asia Tenggara dan Australia. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi