KONTAN.CO.ID - BANDUNG. PT Cottonindo Ariesta Tbk (KPAS) berencana untuk menggenjot ekspor kapas setengah jadi atau yang disebut bleach cotton yang terdiri dari sliver dan spunlache di tahun depan. Presiden Direktur KPAS Marting Djapar mengatakan, pihaknya akan melakukan sejumlah langkah ekspansi untuk memenuhi permintaan tinggi pasar produk kapas di dalam negeri dan permintaan ekspor dari kawasan Asia Pasifik. Ia bilang, saat ini kontribusi ekspor kapas setengah jadi terhadap pendapatan perusahaan sebesar 10%.
"Untuk tahun depan diharapkan naik sekitar 15% dari tahun ini karena ada penambahan mesin dan juga pembangunan pabrik kedua di Subang," terangnya dalam sela-sela kunjungan pabrik hari ini (14/11). Marting pun menambahkan, perusahaan yang mampu melakukan ekspor harus memperbesar porsi ekspornya dan dana hasil ekspor tersebut dibawa masuk kembali ke Indonesia. Dampak positifnya, perekonomian Indonesia lebih kokoh jika setiap pebisnis dapat melakukan ekspor dan mendatangkan devisa. “Yang diuntungkan dengan apresiasi nilai tukar Dollar AS tidak hanya negara, tetapi juga perusahaan Indonesia yang melakukan ekspor. Cottonindo melihat peluang itu dan menjawabnya dengan meningkatkan porsi ekspor dari yang ada sekarang, bahkan jika memiliki peluang lagi akan memperbesar lagi porsi tersebut,” ujar Marting. Sementara kontribusi terbesar bagi pendapatan perusahaan saat ini dari segmen kapas kecantikan menyumbang sebesar 85%. Sementara dari segmen kapas medikal masih menyumbang sebesar 5%. Di tahun depan, segmen kapas kecantikan akan tetap digenjot. Namun sayangnya Marting belum bisa memaparkan lebih jauh. "Kami berharap dapat lebih meningkat signifikan dengan adanya pabrik baru dan penambahan satu unit mesin baru. Selain itu, kami juga melihat potensi kapas medikal masih cukup menjanjikan ke depan sehingga segmen tersebut juga pasti akan ikut dikembangkan. Saat ini kami tengah mencari patner yang strategis untuk meningkatkan segmen ini," tambah Marting. Menggenjot ekspor Dia menjelaskan lebih lanjut, langkah Cottonindo untuk memperbesar porsi ekspornya dengan membuka pasar baru di kawasan Asia Pasifik. "Importir dari Korea Selatan pada awal bulan November 2018 lalu telah datang langsung untuk kunjungi pabrik Cottonindo di Subang dan membicarakan strategi bisnis dengan Cottonindo untuk jangka panjang," tambahnya. Di saat yang bersamaan, Direktur Independen sekaligus Sekretaris Perusahaan KPAS Johan Kurniawan menyatakan, Cottonindo sebenarnya sudah punya pengalaman yang cukup panjang dalam melakukan ekspor ke mancanegara sejak tahun 2006 seperti ke Rusia, Arab Saudi, Abu Dhabi, China dan Taiwan dan Vietnam. "Sejak semester II 2018 hingga 2019, perusahaan akan tetap fokus melayani permintaan rutin kapas setengah jadi dari beberapa langganan yang melakukan pesanan seperti dari Filipina, Myanmar, Australia, Hongkong, Thailand, Malaysia dan Korea Selatan," tandasnya. Johan juga menambahkan bahwa prediksi Cottonindo untuk membidik peluang ekspor di tahun 2018 dan tahun 2019 nampaknya sejalan dengan perkembangan perekonomian global. "Dengan menguatnya mata uang dollar AS, hampir semua mata uang dunia termasuk rupiah terdepresiasi. Melihat hal ini, ekspor merupakan pilihan yang menguntungkan, karena selain dapat meningkatkan penerimaan bagi perusahaan, devisa negara juga bakal meningkat," papar Johan. Johan juga menyebutkan, saat ini Cottonindo memproduksi kapas kecantikan melalui empat merk yaitu Wellness sebagai premium brand. Selain itu, ada juga Cotta, Melrose dan Mawar.
"Merek-merek yang dimiliki Cottonindo ini telah tersebar ke seluruh Indonesia, baik untuk modern outlet maupun tradisional market yang tersebar di 17 cabang di seluruh Indonesia," lanjutnya. Lebih lanjut ia bilang, perusahaan juga memproduksi cotton bud dan memasok beberapa pelanggan ritel nasional, antara lain Indomaret, Alfamart, Transmart Carrefour, Borma, Yogya Department Store, Hypermart dan Lotte Mart. "Lantas karena melihat pasar dalam negeri sudah kuat, maka perusahaan berencana untuk memperkuat pasar ekspor ke luar negeri," ujarnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sanny Cicilia