Covid-19 hambat distribusi, jadi biang keladi tingginya harga pangan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi virus corona (Covid-19) menghambat proses distribusi bahan pangan. Hal itu yang menyebabkan masih tingginya harga pangan di sejumlah wilayah Indonesia. 

Salah satunya adalah tertundanya proses impor gula yang akan digunakan untuk menekan harga gula.

"Memang ada beberapa impor yang jadwalnya tertunda, karena beberapa daerah di negara lain ada pembatasan akibat lockdown," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto usai rapat terbatas.

Baca Juga: BPS catat harga pangan turun, Jokowi: Kita akan tingkatkan daya beli masyarakat

Tidak hanya distribusi antar negara yang terhambat, distribuisi di dalam negeri pun ikut terhambat karena pandemi Covid-19 di sejumlah wilayah.

Salah satu dampak terganggunya distribusi di dalam negeri membuat harga bawang merah tinggi. 

Padahal Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyatakan stok bawang merah cukup.

Hanya saja saat ini bawang merah tersebut berada di sejumlah sentra. Sementara daerah yang bukan menjadi sentra produksi mengalami kenaikan harga.

"Untuk Mei kita punya stok 78.700 ton itu neraca nasional kita. Bulan Mei ini distribusinya yang harus kita bagi dengan tepat," terang Syahrul.

Oleh karena itu pemerintah saat ini memetakan daerah yang memerlukan distribusi bahan pangan. Nantinya distribusi akan dibantu menggunakan fasilitas milik TNI.

Baca Juga: Harga gula dan bawang merah meroket, ini instruksi Jokowi ke para menteri

Secara keseluruhan, pemerintah mengklaim stok pangan dalam kondisi aman. Termasuk juga dengan stabilitas harga yang diklaim bisa diamankan meski beberapa masih dalam posisi tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi