Covid-19 mengganas, pemerintah prediksi ekonomi tahun ini cuma tumbuh 3,7%-4,5%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lonjakan kasus Covid-19 membuat pertumbuhan ekonomi tahun ini bakal terhambat. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memperkirakan, ekonomi Indonesia tahun ini hanya akan tumbuh 3,7% - 4,5% year on year (yoy). Angka tersebut direvisi ke bawah dari prediksi sebelumnya dikisaran 4,5% hingga 5,3% yoy.

Airlangga menyebutkan, pemburukan ekonomi dari proyeksi awal pemerintah tersebut, sejalan dengan kasus penyebaran Covid-19 yang tinggi. Sehingga, memaksa pemerintah menjalankan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat pada 3 Juli hingga 20 Juli 2021.

Prediksi ekonomi di sepanjang 2021 itu pun telah mempertimbangkan waktu pelaksanaan PPKM darurat. Semakin lama, PPKM darurat dilakukan, ekonomi makin terpuruk dari prediksi teranyar. Namun, ekonomi bisa tumbuh sesuai outlook terbaru tersebut, bila PPKM darurat selesai pada 20 Juli 2021.


“Nah, itu (proyeksi pertumbuhan ekonomi) tergantung daripada kondisi penanganan daripada varian delta ini. Diharapkan dengan PPKM darurat Jawa-Bali, dan PPKM diperketat di luar Jawa-Bali penyebaran ini masih bisa kita tahan,” kata Airlangga saat konferensi pers, Senin (5/7).

Baca Juga: Sri Mulyani prediksi pertumbuhan ekonomi semester I 2021 berkisar 3,1% - 3,3%

Airlangga mengatakan, tekanan ekonomi akibat penyebaran virus corona akan sangat terdampak pada kuartal III-2021. Ia menyampaikan, pemerintah merevisi pertumbuhan ekonomi Juli-September 2021 hanya mencapai 4% yoy, dar proyeksi semula di 6,5% yoy.

Namun, untuk kuartal II-2021, ia menyebut ekonomi bisa tumbuh di level 7% yoy, sedikit turun dari proyeksi sebelumnya di 7,1%-8,3% yoy. Meski demikian, dipastikan jauh lebih baik dibandingkan kuartal II-2020 yang minus 5,32% yoy.

Airlangga menekankan penyusutan proyeksi pertumbuhan ekonomi tersebut akan berlangsung, mengingat kontribusi ekonomi Jawa-Bali terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional mencapai 60%. Jadi meskipun PPKM darurat rencananya tidak akan berlangsung selama satu bulan, tapi tetap berdampak terhadap perekonomian.

Setali tiga uang, konsumsi rumah tangga diyakini akan berjalan lebih buruk di luar ekspektasi pemerintah di awal tahun ini. Namun, Airlangga mengatakan agar ekonomi tidak makin jatuh, pemerintah akan mendorong dengan mempercepat penyaluran belanja pemerintah pusat. Salah satunya dengan akselerasi dan penambahan anggaran program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2021.

Selain itu, geliat ekspor pada bulan Mei lalu dipercaya akan terus berlanjut hingga akhir tahun. Sebab, demand global terhadap komoditas Indonesia makin baik, seiring pemulihan ekonomi global yang berlangsung lebih cepat daripada Indonesia.

“Harga-harga komoditas diprediksi akan membaik sehingga meningkatkan ekspor sperti crude palm oil (CPO), batubara, alumunium, nikel, dan lain sebagainya,” ujar Airlangga.

Selanjutnya: PPKM mikro di luar Jawa-Bali diperpanjang hingga 20 Juli 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat