KONTAN.CO.ID - Jakarta. Penanganan kasus Covid-19 di Indonesia membuahkan hasil bagus. Pandemi corona semakin terkendali dan penambahan kasus positif Covid-19 di Indonesia tengah melandai. Meski demikian, masyarakat dihimbau tetap menjalankan protokol kesehatan untuk mencegah serangan Covid-19 gelombang ketiga. Melansir data Satgas Covid-19, hingga Kamis (11/11) ada tambahan 435 kasus baru yang terinfeksi Corona di Indonesia. Sehingga total menjadi 4.249.758 kasus positif Corona. Sementara itu, jumlah yang sembuh dari kasus Corona bertambah 470 orang sehingga menjadi sebanyak 4.096.664 orang. Sedangkan jumlah orang yang meninggal akibat virus Corona di Indonesia bertambah 16 orang menjadi sebanyak 143.608 orang.
Jumlah kasus aktif Covid-19 di Indonesia mencapai 9.486 kasus, berkurang 51 kasus aktif dibanding sehari sebelumnya. Meski penambahan kasus Covid-19 melandai, ada kekhawatiran serangan virus corona gelombang 3. Sebelumnya, epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman prediksi pandemi Covid-19 gelombang ketiga di Indonesia diperkirakan terjadi pada Desember 2021. Prediksi Covid-19 gelombang ketiga ini lantaran pada akhir tahun 2021 ada libur Natal dan Tahun Baru 2022. Berkaca pada periode sebelumnya, jumlah kasus Covid-19 meningkat setelah ada libur panjang. Baca juga:
Mengenal 10 Vaksin Covid-19 di Indonesia dan efek sampingnya Disisi lain, belakangan ini Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) semakin dilonggarkan. Bersamaan itu, masyarakat juga semakin tak patuh menjalankan protokol kesehatan. Dikutip dari Kompas.com, Dicky kembali mengingatkan ancaman pandemi Covid-19 gelombang ketiga. Dicky mengakui kasus Covid-19 di Indonesia tengah melandai. Namun, Dicky mengingatkan, nyatanya pandemi Covid-19 masih belum berakhir sehingga masyarakat tak boleh abai. "Saat ini jauh lebih melandai daripada periode Juli-Agustus lalu, tapi nyatanya pandemi belum berakhir," katanya. Bahkan beberapa negara di dunia saat ini sedang dihantam gelombang ketiga Covid-19. Mulai dari Asia hingga Eropa. "China sekarang sedang lockdown karena banyaknya kasus delta, belum lagi Eropa. Ini adalah satu hal yang tadinya tidak kita sangka ketika cakupan vaksinasi sudah banyak, bahkan kalau bicara China, sudah 1 miliaran orang sudah divaksin ," kata Dicky. Menurutnya, selama semua negara di dunia belum mencapai level proteksi imunitas yang hampir sama, artinya kita semua akan sangat rawan. "Dan kerawanan ini akan semakin besar kalau kita abai, pemerintah abai 3T-nya, masyarakat abai 5M-nya," tandas Dicky. Sebelummya Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) juga mengatakan, tren kasus Covid-19 di dunia masih mengalami peningkatan. Oleh karenanya, Jokowi mengajak masyarakat belajar dari penyebab kenaikan kasus Covid-19 secara global itu. "Tren kenaikan kasus itu masalahnya ada pada tiga hal. Pertama, relaksasi yang terlalu cepat dan tidak melalui tahapan-tahapan," ujar Jokowi. "Kedua, lanjut dia, prokes yang tidak disiplin lagi, misalnya kebijakan lepas masker di sejumlah negara. Ketiga, pembelajaran tatap muka di sekolah," tuturnya.
Untuk mengantisipasi tren kenaikan kasus Covid-19, Jokowi menekankan agar kepala daerah dan semua elemen masyarakat berhati-hati terhadap ketiga hal tersebut. Jadi, pandemi Covid-19 belum berakhir. Untuk mencegah Covid-19 gelombang 3, kita harus tetap menjalankan protokol kesehatan.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Adi Wikanto