JAKARTA. PT Indo Setu Bara Resources Tbk (CPDW), yang dulu lebih dikenal dengan PT Cipendawa Agroindustri berniat menganggarkan belanja modal alias capital expenditure (capex) senilai US$ 5 juta di 2012 mendatang. "Dananya berasal dari pinjaman dan juga dari sistem kerjasama," ujar Presiden Direktur CPDW Robijanto di Jakarta, Jumat (18/11). Dana tersebut akan digunakan untuk pembangunan infrastruktur dan juga proses produksi. CPDW sendiri berharap di 2012 mendatang pihaknya sudah mendapatkan izin usaha pertambangan (IUP) operasi produksi, sehingga di akhir 2012 mendatang perusahaan bisa langsung melakukan perdagangan batubara. Saat ini, perusahaan telah memiliki dua wilayah izin usaha pertambangan, yang pertama terletak di Kampung Labanan Makarti, Berau Kalimantan Timur seluas 2.000 hektare. Kedua di Kampung Tumbit Dayak, Berau Kalimantan Timur seluas 1.612 hektare. Dari kedua wilayah ini, perusahaan memiliki cadangan batubara terukur mencapai 10,029 juta ton. "Akhir tahun kami harapkan bisa lakukan ekspor ke beberapa negara Asia seperti India dan Jepang. Untuk ekspor tersebut porsinya akan mencapai 60% dari total produksi," tambahnya. Sayangnya, Robijanto masih belum dapat memprediksi berapa produksi awal dari tambangnya itu. Nah, karena belum dapat melakukan produksi dan telah melepas aset-aset di sektor peternakan, maka tahun ini perusahaan belum memperoleh pendapatan. "Jika dilihat, hingga akhir September lalu kami pun masih belum mendapatkan pendapatan dan sepertinya sampai akhir tahun pun tidak ada pendapatan," pungkas Rubijanto.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
CPDW anggarkan capex 2012 US$ 5 juta
JAKARTA. PT Indo Setu Bara Resources Tbk (CPDW), yang dulu lebih dikenal dengan PT Cipendawa Agroindustri berniat menganggarkan belanja modal alias capital expenditure (capex) senilai US$ 5 juta di 2012 mendatang. "Dananya berasal dari pinjaman dan juga dari sistem kerjasama," ujar Presiden Direktur CPDW Robijanto di Jakarta, Jumat (18/11). Dana tersebut akan digunakan untuk pembangunan infrastruktur dan juga proses produksi. CPDW sendiri berharap di 2012 mendatang pihaknya sudah mendapatkan izin usaha pertambangan (IUP) operasi produksi, sehingga di akhir 2012 mendatang perusahaan bisa langsung melakukan perdagangan batubara. Saat ini, perusahaan telah memiliki dua wilayah izin usaha pertambangan, yang pertama terletak di Kampung Labanan Makarti, Berau Kalimantan Timur seluas 2.000 hektare. Kedua di Kampung Tumbit Dayak, Berau Kalimantan Timur seluas 1.612 hektare. Dari kedua wilayah ini, perusahaan memiliki cadangan batubara terukur mencapai 10,029 juta ton. "Akhir tahun kami harapkan bisa lakukan ekspor ke beberapa negara Asia seperti India dan Jepang. Untuk ekspor tersebut porsinya akan mencapai 60% dari total produksi," tambahnya. Sayangnya, Robijanto masih belum dapat memprediksi berapa produksi awal dari tambangnya itu. Nah, karena belum dapat melakukan produksi dan telah melepas aset-aset di sektor peternakan, maka tahun ini perusahaan belum memperoleh pendapatan. "Jika dilihat, hingga akhir September lalu kami pun masih belum mendapatkan pendapatan dan sepertinya sampai akhir tahun pun tidak ada pendapatan," pungkas Rubijanto.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News