JAKARTA. PT Cipaganti Citra Graha Tbk (CPGT) berencana untuk melepas 2 miliar saham, atau 40% dari total modal yang ditempatkan dan disetor penuh melalui perhelatan IPO. Waktu itu, perseroan menargetkan dana segar sebesar Rp 400 miliar. Namun kini, rencana tersebut berubah. Seiring dengan sentimen negatif terkait kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), menjadi pukulan keras bagi perseroan untuk melakukan IPO. Manajemen memutuskan, hanya melepas 361,11 juta lembar atau 10% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Alhasil, emiten transportasi itu hanya memperoleh duit segar Rp 69 miliar. Hal ini tentunya menjadi gangguan terhadap langkah ekspansi perusahaan. Perolehan duit segar itu, memaksa manajemen hanya fokus membeli 300 unit shuttle bus dan mobil travel, serta 350 unit taksi.
CPGT lirik rights issue dan obligasi
JAKARTA. PT Cipaganti Citra Graha Tbk (CPGT) berencana untuk melepas 2 miliar saham, atau 40% dari total modal yang ditempatkan dan disetor penuh melalui perhelatan IPO. Waktu itu, perseroan menargetkan dana segar sebesar Rp 400 miliar. Namun kini, rencana tersebut berubah. Seiring dengan sentimen negatif terkait kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), menjadi pukulan keras bagi perseroan untuk melakukan IPO. Manajemen memutuskan, hanya melepas 361,11 juta lembar atau 10% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Alhasil, emiten transportasi itu hanya memperoleh duit segar Rp 69 miliar. Hal ini tentunya menjadi gangguan terhadap langkah ekspansi perusahaan. Perolehan duit segar itu, memaksa manajemen hanya fokus membeli 300 unit shuttle bus dan mobil travel, serta 350 unit taksi.