CPIN ekspor daging ayam olahan ke Jepang



JAKARTA. Pemerintah Jepang resmi membuka izin ekspor bagi tiga perusahaan pengelola daging ayam pada Selasa (25/11) lalu. Jika tidak aral melintang paling lambat Januari 2015 pengiriman daging ayam olahan perdana bisa dilakukan.

Desianto Budi Utomo, Vice President for Feed Technology PT Charoen Pokhpand membenarkan, izin telah diberikan untuk perusahaan melakukan ekspor daging ayam olahan. Rencananya, Charoen Pokhpand baru akan memulai ekspor pada awal tahun depan atau Januari mendatang.

Saat ini perusahaan tengah melakukan persiapan untuk segera memproduksi daging ayam olahan seperti: bakso, nugget, sosis, sate ayam (kitori) dan karage. Namun berapa besar volume yang akan dikirim. Desianto belum dapat menyebutnya. “Kami perlu bahas secara internal,” tandas Desianto pada Rabu (26/11).


Kementerian Perdagangan (Kemendag) menargetkan ekspor  ke Jepang bisa mencapai US$ 200 juta atau 10% dari kebutuhan karage atau ayam goreng di negeri matahari terbit. Maka perusahaan dengan kode emiten CPIN membidik pangsa pasar 10% dari total target ekspor.

Adapun tiga perusahaan yang mendapat izin ekspor adalah PT Charoen Pokhpand, PT Japfa Feed Indonesia dan PT Malindo Feedmill.

Di sisi lain, tertundanya Sierad Produce untuk bisa melakukan ekspor daging ayam olahan karena ada syarat khusus yang belum dapat dipenuhi perusahaan.

Sebelumnya, Sudirman, Direktur Sierad Produce mengatakan, proses standarisasi keamanan pangan masih menjadi ganjalan di Sierad Produce. Jepang keberatan karena ayam asal Indonesia menggunakan antibiotik. Jadi kepastian kapan bisa ekspor belum  dapat diputuskan.

Sementara perusahaan yang telah mendapatkan izin ekspor telah mendapat penilaian aman dari Pemerintah Jepang dan Kedokteran Hewan Jepang. Setelah memastikan asal produk, bagaimana cara dan di mana meneteskan telur , plus pakan yang diberikan kepada ternak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto