CPIN gandeng peternak rakyat lebarkan pangsa pasar



JAKARTA. PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) menggandeng petenak mandiri untuk melakukan bedah kandang guna meningkatkan pangsa pasar. Bedah kandang ini dilakukan kepada peternak mandiri yang bukan mitra agar peternak rakyat lebih efisien dalam mengelolah ternak mereka.

CPIN lebih fokus pada penambahan peralatan dan teknologi di kandang peternak mandiri. Di antaranya seperti memberikan tempat pakan, menambah tempat minum otomatis yang langsung terhubung dengan saluran air, memberikan pemanas yang bersumber dari gas atau Gasolec, memberikan kipas dan tirai untuk menjaga suhu dan perputaran oksigen di dalam kadang.

Asisten Vice Presiden Marketing PT Charoen Pokphand Indonesia Herry Soeprihadi mengatakan, pihaknya telah memulai bedah kandang ini sejak Juni 2016 lalu. Saat ini, sudah ada 74 kadang milik peternak yang sudah dibedah dan 26 kandang sudah diverifikasi dan siap untuk dibedah.


Untuk 100 kandang pertama yang dibedah berada di Jawa Barat. Namun pada tahun 2017 ini, Charoen Pokphand menargetkan melakukan bedah kandang di Jawa Timur, Jawa Tengah, Lampung dan Medan. Ada sekitar 400 kadang hingga 500 kandang yang akan dibedah. Untuk setiap bedah kandang anggaran yang digelontorkan berkisar Rp 20 juta. Untuk dua tahun pertama ini, CPIN menganggarkan sekitar Rp 9 miliar untuk bedah kandang peternak rakyat.

"Kami berharap dengan adanya bedah kandang ini, maka para peternak mandiri akan lebih efisien dalam mengelolah peternakan mereka sehingga dapat menjual ayam dengan harga terjangkau konsumen," ujarnya kepada KONTAN, Selasa (17/1).

Ia mengatakan setelah dibedah, peternak bisa meningkatkan margin keuntungan mereka dari selama ini rata-rata Rp 1.500 per ekor - Rp 1.800 per ekor menjadi Rp 3.000 per ekor. Selain itu, kapasitas kandang juga dapat bertambah sekitar 25% hingga 30% dari sebelumnya.

Kandang yang dibedah Charoen hanya untuk peternak skala kecil dengan kapasitas kandang di bawah 10.000 ekor. Peningkatan volume penampungan kandang ini diharapkan dapat mengikuti peningkatan permintaan daging ayam yang naik rata-rata 5% hingga 10% per tahun secara nasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini