KUALA LUMPUR. Minyak sawit atau crude palm oil (CPO) anjlok ke level terendah hampir delapan bulan. Koreksi ini dipicu melemahnya harga minyak mentah, sehingga mengurangi daya tarik minyak sawit sebagai stok untuk bahan biodiesel.Kontrak CPO untuk pengiriman September di Malaysia Derivatives Exchange tumbang 1% ke RM 3.085 atau setara US$ 1.009 per metrik ton. Ini level terendahnya sejak 3 November. Kontrak yang sama bergeser ke RM 3.090, pada pukul 11.34 di Kuala Lumpur. Adapun, pada pekan lalu, harga CPO sudah turun 2,5%.Kekhawatiran melambatnya pertumbuhan ekonomi di AS menyeret jatuh harga minyak mentah di New York. Apalagi, International Energy Agency menyebut sedang bersiap melepas lebih banyak stok untuk menstabilkan harga.Minyak mentah untuk pengiriman Agustus turun 76 cent ke posisi US$ 90,40 per barel di New York Mercantile Exchange, dan bergeser ke US$ 90,63, pada pukul 10.47 pagi waktu Singapura."Pasar minyak nabati masih tertekan akibat keputusan IEA untuk melepaskan stok minyak," kata Chung Yang Ker, analis dari Phillip Futures Pte di Singapura, hari ini.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
CPO anjlok di level terendah delapan bulan
KUALA LUMPUR. Minyak sawit atau crude palm oil (CPO) anjlok ke level terendah hampir delapan bulan. Koreksi ini dipicu melemahnya harga minyak mentah, sehingga mengurangi daya tarik minyak sawit sebagai stok untuk bahan biodiesel.Kontrak CPO untuk pengiriman September di Malaysia Derivatives Exchange tumbang 1% ke RM 3.085 atau setara US$ 1.009 per metrik ton. Ini level terendahnya sejak 3 November. Kontrak yang sama bergeser ke RM 3.090, pada pukul 11.34 di Kuala Lumpur. Adapun, pada pekan lalu, harga CPO sudah turun 2,5%.Kekhawatiran melambatnya pertumbuhan ekonomi di AS menyeret jatuh harga minyak mentah di New York. Apalagi, International Energy Agency menyebut sedang bersiap melepas lebih banyak stok untuk menstabilkan harga.Minyak mentah untuk pengiriman Agustus turun 76 cent ke posisi US$ 90,40 per barel di New York Mercantile Exchange, dan bergeser ke US$ 90,63, pada pukul 10.47 pagi waktu Singapura."Pasar minyak nabati masih tertekan akibat keputusan IEA untuk melepaskan stok minyak," kata Chung Yang Ker, analis dari Phillip Futures Pte di Singapura, hari ini.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News