CPO bisa anjlok ke US$ 952



JAKARTA. Harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) kembali terpangkas. Nilai kontrak pengiriman CPO untuk Oktober 2011 di Malaysia Derivatives Exchange, Kamis (28/7), melorot 0,65% menjadi US$ 1.054,45 per ton.

Pemicu kejatuhan harga CPO adalah spekulasi kenaikan produksi CPO di Indonesia dan Malaysia. Kedua negara tersebut adalah produsen terbesar CPO di dunia.

Dorab Mistry, Direktur Godrej International Ltd., memperkirakan produksi minyak sawit dari Malaysia akan meningkat sebanyak 2 juta ton menjadi 19 juta ton di sepanjang tahun ini. Sedang produksi CPO dari Indonesia berpeluang bertambah sebanyak 3 juta ton menjadi 25,5 juta ton di 2011.


Dengan asumsi itu, Godrej International memprediksi harga CPO bakal anjlok menuju level US$ 952 per ton atau RM 2.800 per ton pada September mendatang.

Puncak permintaan CPO di musim panas akan berakhir pada September nanti. Produksi biodiesel Indonesia akan menurun signifikan serta produksi CPO meningkat tajam. "Stok Malaysia juga akan mencapai rekor di bulan Desember," kata Mistry.

Suluh Adil Wicaksono, analis Asia Kapitalindo Futures, melihat harga CPO masih berpeluang naik dalam jangka pendek, terutama di bulan puasa. CPO banyak dipakai sebagai bahan penunjang pembuatan margarin, mi instan, dan sabun.

Kebutuhan tersebut akan meningkat di bulan Ramadan yang dimulai awal Agustus nanti. "Harga CPO akan naik didorong permintaan di bulan puasa," kata Suluh.

Dia memperkirakan harga CPO dalam sebulan mendatang berpeluang menanjak dan bisa menembus kisaran RM 3.300 per ton. "Setelah Idul Fitri, kemungkinan koreksi harga minyak sawit cukup besar," imbuh Suluh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie