CPO disokong penurunan produksi Malaysia



KONTAN.CO.ID - Harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) bergerak dalam tren positif. Penurunan produksi Malaysia menjadi sentimen positif yang menguatkan harga. Bahkan, pada Kamis (7/9) lalu, harga CPO berhasil menyentuh level tertinggi enam setengah bulan.

“Turunnya produksi Malaysia, serta pelemahan kurs ringgit memberikan dorongan penguatan bagi CPO,” ujar Putu Agus Pransuamitra, Analis PT Monex Investindo Futures, Senin (11/9).

Malaysian Palm Oil Board (MPOB) melaporkan produksi minyak sawit Malaysia bulan Agustus turun 0,9% dibandingkan Juli, menjadi 1,81 juta ton. Pada periode yang sama ekspor juga dilaporkan naik 6,43% dan stok bertambah sebanyak 8,79%.


Selain dari faktor produksi, penguatan CPO juga ditopang oleh pelemahan ringgit Malaysia. Meredanya ancaman Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk menghentikan pemerintahan, jadi salah satu alasan penguatan dollar AS. Alhasil mata uang ringgit tertekan.

“Ringgit melemah untuk pertama kalinya setelah menguat tajam dalam empat hari beruntun,” imbuh Putu.

Meski disokong sentimen positif, di awal perdagangan Senin (11/9), harga CPO masih belum mampu melampaui level tertinggi pekan lalu pada harga RM 2.782 per ton. Mengutip Bloomberg pukul 13.40 WIB, harga minyak sawit mentah di Malaysia Derivative Exchange bertengger di level RM 2.780 per ton.

Putu memperkirakan, hari ini, CPO akan bergerak pada rentang RM 2.745-RM 2.790 per ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini