KUALA LUMPUR. Harga minyak sawit atau crude palm oil (CPO) naik ke level tertinggi dalam dua pekan terakhir. Pemicunya, cuaca panas dan kering di Amerika Selatan berpotensi menyurutkan hasil panen kedelai, sehingga berpotensi memangkas suplai minyak nabati global.Kontrak CPO untuk pengiriman April di Malaysia Derivatives Exchange maju 0,8% ke posisi RM 3.190 atau setara US$ 1.035 per metrik ton. Ini harga tertinggi sejak 12 Januari lalu. Kontrak yang sama mengakhiri sesi perdagangan pagi di RM 3.178 per metrik ton. Kemarin, Oil World melaporkan, produksi kedelai global mungkin jatuh ke level terendah tiga tahun akibat cuaca kering di Brazil, dan Argentina memangkas produksinya. Produksi kedelai akan turun sebesar 4,9% menjadi 252,8 juta metrik ton tahun ini .Chandran Sinnasamy, kepala perdagangan LT International Futures (M) Sdn. menyebut, cuaca di satu bulan terakhir sangat buruk. "Secara keseluruhan, cuaca di Amerika Latin sudah kembali normal sekarang, tapi pasar masih menunggu dan melihat hasil panen sebagai dampak dari cuaca kering sebelumnya," ujarnya, di Kuala Lumpur.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
CPO maju ke level tertinggi dalam dua pekan
KUALA LUMPUR. Harga minyak sawit atau crude palm oil (CPO) naik ke level tertinggi dalam dua pekan terakhir. Pemicunya, cuaca panas dan kering di Amerika Selatan berpotensi menyurutkan hasil panen kedelai, sehingga berpotensi memangkas suplai minyak nabati global.Kontrak CPO untuk pengiriman April di Malaysia Derivatives Exchange maju 0,8% ke posisi RM 3.190 atau setara US$ 1.035 per metrik ton. Ini harga tertinggi sejak 12 Januari lalu. Kontrak yang sama mengakhiri sesi perdagangan pagi di RM 3.178 per metrik ton. Kemarin, Oil World melaporkan, produksi kedelai global mungkin jatuh ke level terendah tiga tahun akibat cuaca kering di Brazil, dan Argentina memangkas produksinya. Produksi kedelai akan turun sebesar 4,9% menjadi 252,8 juta metrik ton tahun ini .Chandran Sinnasamy, kepala perdagangan LT International Futures (M) Sdn. menyebut, cuaca di satu bulan terakhir sangat buruk. "Secara keseluruhan, cuaca di Amerika Latin sudah kembali normal sekarang, tapi pasar masih menunggu dan melihat hasil panen sebagai dampak dari cuaca kering sebelumnya," ujarnya, di Kuala Lumpur.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News