CPO menanti berkah Ramadhan



JAKARTA. Harga minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO) memiliki kesempatan untuk mendaki dalam waktu dekat. Penguatan harga didukung oleh naiknya kebutuhan CPO menjelang bulan Ramadhan.

Mengutip Bloomberg, Selasa (24/5) pukul 15.40 WIB, harga CPO kontrak pengiriman Agustus 2016 di Malaysia Derivative Exchange menguat 0,76% ke level RM 2.511 atau US$ 610 per metrik ton dibanding sehari sebelumnya. Namun dalam sepekan terakhir, CPO masih tergerus 3,4%.

Deddy Yusuf Siregar, Analis PT Asia Tradepoint Futures mengatakan, investor melakukan aksi profit taking setelah CPO menguat dan sempat mencapai RM 2.780 per metrik ton. "Koreksi CPO tidak akan berlangsung lama," paparnya.


Murahnya harga CPO menjelang Ramadhan membuat beberapa negara seperti India dan Timur Tengah mulai meningkatkan impor CPO dari Indonesia. Menjelang masa Ramadhan dan Idul Fitri, kebutuhan CPO terutama untuk minyak sayur memang cenderung meningkat.

Di samping itu, Indonesia juga berencana mengekspor CPO ke Rusia dan kawasan Eropa Timur. Menjelang akhir bulan Deddy optimistis harga CPO akan kembali menguat.

Dorab mistry, Direktur Godrej International Ltd menyatakan, harga CPO bisa meluncur kembali ke RM 2.500 per metrik ton dengan pemulihan output cukup kuat di Malaysia pada bulan Juli mendatang sehingga membuat pasokan terus meningkat. Mistry memperkirakan, pergerakan harga CPO akan berada di kisaran RM 2.600 - RM 2.800 per metrik ton dari saat ini hingga bulan Juli.

Namun Mistry masih melihat produksi CPO Malaysia akan turun menjadi sekitar 18,4 - 18,8 juta ton tahun ini. Maret lalu, ia memperkirakan produksi Malaysia tahun ini di bawah 19 juta ton dengan kekurangan produksi global mencapai 3 juta ton. Kini, Mistry memperkirakan pemulihan produksi dapat menurunkan kekurangan global menjadi 2,5 juta ton, yakni 1,5 juta di Malaysia dan 1 juta di Indonesia.

Deddy menduga, harga CPO hingga akhir semester pertama masih mampu bergerak di kisaran RM 2.400 - RM 2.600 per metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie