CPO mendaki ke level tertinggi lebih dari sepekan



KUALA LUMPUR. Spekulasi stok minyak nabati global bakal surut, memicu harga minyak sawit alias crude palm oil (CPO) mendaki ke level tertinggi lebih dari sepekan.Kontrak CPO untuk pengiriman Juli di Malaysia Derivatives Exchange naik 0,6% ke posisi RM 3.522 atau setara US$ 1.150 per metrik ton. Ini harga tertinggi sejak 13 April lalu. Selanjutnya, kontrak yang sama mengakhiri sesi perdagangan pagi di level RM 3.505 per metrik ton.Harga minyak sawit melesat, lantaran panen kedelai di Amerika Selatan diperkirakan akan lebih sedikit di tahun ini. Pada 19 April, Departemen Pertanian melaporkan, produksi kedelai Argentina hanya akan mencapai 42,9 juta ton di tahun ini, dibandingkan proyeksi terakhir yang mencapai 44 juta ton. Jumlah tersebut juga di bawah hasil produksi tahun lalu yang sebesar 49 juta ton. Penurunan produksi kedelai diduga akan mengurangi pasokan minyak nabati dunia. Produksi seret bisa mengangkat laju harga minyak kedelai. Nah, sebagai produk substitusi, pergerakan harga minyak kedelai bakal memengaruhi harga minyak sawit.Sebagai catatan, kedelai untuk pengiriman Juli naik 0,4% ke US$ 14,555 per bushel di Chicago Board of Trade. Sementara, minyak kedelai untuk pengiriman yang sama reli 0,2% menjadi 56,18 sen per pound. Alvin Tai, analis OSK Holdings Bhd menilai, minyak sawit naik lantaran tingginya harga kedelai di akhir pekan lalu, dan dibuka lebih tinggi pada hari ini. "Tapi, saya tidak yakin harganya akan tetap naik hingga akhir perdagangan hari ini," ujarnya. Menurut Tai, minyak sawit mungkin tidak akan bisa bertahan terus naik, karena produksi kemungkinan akan meningkat mulai sekarang. "Pasar cenderung agak gugup saat ini, karena ini adalah awal siklus musiman di mana panen mulai meningkat," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Dupla Kartini