CPO sentuh RM 2.600, ini saham yang berpotensi cuan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga crude palm oil (CPO) kemarin (20/7) menyentuh RM 2.661 per ton, naik 1,8% dibanding hari sebelumnya. Di Jumat (17/7), kenaikan harga CPO bahkan mencapai 3,7%.

Sepanjang Juli ini, harga CPO sudah naik sekitar 17%. Penguatan ini imbas dari dilonggarkannya lockdown di negara-negara pengimpor CPO seperti China dan India. 

China misalnya, setelah melonggarkan lockdown, langsung menggenjot aktivitas ekonominya. Bahkan mampu mencatatkan PDB 3,2% pada kuartal II-2020. 


CPO mengalami rebound mulai awal Mei lalu. Harga CPO sudah melambung 34% sejak mencapai titik terendah di level RM 1.946 per ton. 

Di sisi lain, suplai yang menurun berdampak pada peningkatan harga. Musim kemarau yang sudah memasuki Indonesia dan Malaysia serta cuaca buruk di beberapa daerah produsen sawit seperti Kalimantan berpengaruh pada produksi CPO.  

Diprediksi produksi CPO bisa turun 7%–13% pada bulan ini. Dengan demikian diperkirakan harga CPO memiliki potensial upside.

Sumber: www.bursamalaysia.com

Referensi saham 

Seiring kenaikan harga CPO, prospek sejumlah emiten sawit menarik. Kami mereferensikan pembelian AALI dan LSIP untuk swing trading masing-masing dengan pembelian maksimal di 8.750 dan 950 sebanyak maksimal 5% dari modal swing trading

Untuk pembatasan risiko, jual AALI jika harga turun dari 8.150. Jual LSIP jika harga turun di 895. Perkiraan profit taking AALI di kisaran 9.550 dan LSIP di kisaran 1.050-1.100.

Strategi yang kami terapkan untuk pembelian AALI adalah buy on weakness. Sedangkan LSIP kami terapkan strategi buy in breakout. 

Kami melihat LSIP telah break support kuat di level 915-920 disertai dengan volume yang signifikan. Tetap menjaga money management dan risiko dalam trading.

Fundamental kuat

Kinerja AALI dan LSIP juga cukup positif. Pada kuartal I-2020 AALI berhasil membukukan pendapatan Rp 4,79 triliun, naik 13,3% YoY. Laba AALI pada kuartal I-2020 sebesar Rp 382 miliar, naik 857% YoY. 

Kenaikan yang signifikan ini karena keuntungan selisih kurs AALI sebesar Rp 104 miliar. Dari segi utang, AALI memiliki DAR 0,27 kali dan interest coverage ratio 4,78 kali.

Sementara LSIP pada kuartal I-2020 berhasil membukukan pendapatan Rp 810 miliar, turun 12,7% YoY. Laba LSIP pada kuartal I-2020 sebesar Rp 81,04 miliar, naik 109,8% YoY. 

Kenaikan yang signifikan ini berasal dari operasi lain-lain, sebesar Rp 92,43 miliar, yang terdiri dari selisih kurs dan penjualan gula kelapa, cangkang inti kelapa sawit, sales of palm sugar, palm kernel shell,  sertifikat green palm. Dari segi utang, LSIP memiliki DAR 0,18 kali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Harris Hadinata