KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Isu pembatasan impor minyak sawit mentah atau crude plam oil (CPO) oleh kawasan Uni Eropa kembali membayangi pergerakan harga. Potensi penurunan permintaan jika hal itu benar-benar terjadi bisa menjadi katalis negatif yang menekan harga CPO. “Investor mulai mempertimbangkan terganggunya pengiriman setelah Uni Eropa kembali memperkuat argumennya untuk kebijakan pembatasan impor minyak nabati karena penggundulan hutan yang disebabkan oleh produksi minyak sawit,” ujar Faisyal, Analis PT Monex Investindo Futures dalam keterangan tertulis, Rabu (22/11). Sejauh ini, Indonesia dan Malaysia sebagai dua negara produsen minyak sawit terbesar di dunia tengah berusaha negosiasi dengan pihak Uni Eropa. Rencananya Mahendra Siregar, Direktur Eksekutid Council of Plam Oil Producing Countries (CPOPC) akan menghadiri konfrensi CPO di Brussels pekan ini untuk membahas persoalan tersebut.
CPO terancam pembatasan impor Uni Eropa
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Isu pembatasan impor minyak sawit mentah atau crude plam oil (CPO) oleh kawasan Uni Eropa kembali membayangi pergerakan harga. Potensi penurunan permintaan jika hal itu benar-benar terjadi bisa menjadi katalis negatif yang menekan harga CPO. “Investor mulai mempertimbangkan terganggunya pengiriman setelah Uni Eropa kembali memperkuat argumennya untuk kebijakan pembatasan impor minyak nabati karena penggundulan hutan yang disebabkan oleh produksi minyak sawit,” ujar Faisyal, Analis PT Monex Investindo Futures dalam keterangan tertulis, Rabu (22/11). Sejauh ini, Indonesia dan Malaysia sebagai dua negara produsen minyak sawit terbesar di dunia tengah berusaha negosiasi dengan pihak Uni Eropa. Rencananya Mahendra Siregar, Direktur Eksekutid Council of Plam Oil Producing Countries (CPOPC) akan menghadiri konfrensi CPO di Brussels pekan ini untuk membahas persoalan tersebut.