KUALA LUMPUR. Harga minyak sawit atau crude palm oil (CPO) tergerus, karena spekulasi panen kedelai di Amerika Serikat (AS) bakal lebih besar dari prediksi. Pasar berekspektasi, suplai minyak nabati akan melonjak.Kontrak CPO untuk pengiriman Januari di Malaysia Derivatives Exchange tergelincir 1,3% ke level RM 2.932 atau setara US$ 953 per metrik ton, sebelum mengakhiri sesi perdagangan pagi di posisi RM 2.940 per metrik ton di Kuala Lumpur. Namun, dalam sebulan ini, kontrak CPO tercatat reli 1,2%, sementara dalam sepekan terakhir menguat 3,1%.Departemen Pertanian AS pada pekan lalu, memperkirakan 80% dari tanaman kedelai dipanen pada 23 Oktober. Jumlah tersebut naik dari pekan sebelumnya yang hanya sekitar 69%, dan rata-rata lima tahun terakhir yang berkisar 71%. AS dijadwalkan merilis data hasil panen terbaru, besok.Analis dari Karvy Comtrade Ltd. Vimala Reddy menilai, angka-angka panen yang lebih tinggi akan menekan harga minyak nabati secara keseluruhan. "Ini juga akhir musim panen di AS, minggu lalu 80% sudah dipanen, dan kita segera bisa melihat angka hasil panen secara lengkap," ujarnya, hari ini di India.Minyak sawit dan minyak kedelai merupakan produk substitusi yang digunakan dalam bahan makanan dan bahan bakar. Pergerakan harga minyak kedelai akan berimbas pula pada harga minyak sawit.Sementara itu, kontrak kedelai untuk pengiriman Januari terkoreksi 1,2% menjadi US$ 12,1175 per bushel di Chicago Board of Trade. Sedangkan, kontrak minyak kedelai untuk pengiriman Desember melemah 1,6% ke posisi 50,96 sen per pound.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
CPO tergelincir karena spekulasi panen kedelai meningkat
KUALA LUMPUR. Harga minyak sawit atau crude palm oil (CPO) tergerus, karena spekulasi panen kedelai di Amerika Serikat (AS) bakal lebih besar dari prediksi. Pasar berekspektasi, suplai minyak nabati akan melonjak.Kontrak CPO untuk pengiriman Januari di Malaysia Derivatives Exchange tergelincir 1,3% ke level RM 2.932 atau setara US$ 953 per metrik ton, sebelum mengakhiri sesi perdagangan pagi di posisi RM 2.940 per metrik ton di Kuala Lumpur. Namun, dalam sebulan ini, kontrak CPO tercatat reli 1,2%, sementara dalam sepekan terakhir menguat 3,1%.Departemen Pertanian AS pada pekan lalu, memperkirakan 80% dari tanaman kedelai dipanen pada 23 Oktober. Jumlah tersebut naik dari pekan sebelumnya yang hanya sekitar 69%, dan rata-rata lima tahun terakhir yang berkisar 71%. AS dijadwalkan merilis data hasil panen terbaru, besok.Analis dari Karvy Comtrade Ltd. Vimala Reddy menilai, angka-angka panen yang lebih tinggi akan menekan harga minyak nabati secara keseluruhan. "Ini juga akhir musim panen di AS, minggu lalu 80% sudah dipanen, dan kita segera bisa melihat angka hasil panen secara lengkap," ujarnya, hari ini di India.Minyak sawit dan minyak kedelai merupakan produk substitusi yang digunakan dalam bahan makanan dan bahan bakar. Pergerakan harga minyak kedelai akan berimbas pula pada harga minyak sawit.Sementara itu, kontrak kedelai untuk pengiriman Januari terkoreksi 1,2% menjadi US$ 12,1175 per bushel di Chicago Board of Trade. Sedangkan, kontrak minyak kedelai untuk pengiriman Desember melemah 1,6% ke posisi 50,96 sen per pound.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News