CPRO genjot produksi di semester II



JAKARTA. PT Central Proteinaprima (CP Prima) Tbk menggenjot produksi udang pada semester II-2013. Peningkatan produksi diharapkan mampu menutupi kekurangan produksi pada tiga bulan pertama tahun ini. Membaiknya harga udang juga menjadi alasan emiten berkode CPRO ini peningkatan produksi.

Mahar A. Sembiring, Presiden Direktur Central Proteinaprima mengatakan, pada kuartal I-2013 produksi udang CP Prima hanya sekitar 9.000 ton. Jumlah itu lebih rendah 10% jika dibandingkan produksi di periode yang sama 2012 yang sekitar 10.000 ton.

Penurunan produksi kuartal I-2013 diharapkan akan mampu diimbangi peningkatan produksi di semester II-2013. "Memasuki semester II mendatang produksi udang diharapkan dapat menutupi kekurangan awal tahun," ujar Mahar, Rabu (8/5).


Peningkatan produksi diharapkan juga akan memberikan pendapatan yang lebih banyak ke perusahan. Sebab, saat ini harga udang cukup tinggi yaitu mencapai US$ 10-US$ 11 per kilogram (kg). Harga ini jelas jauh lebih baik dari tahun lalu. Harga terendah tahun lalu adalah US$ 8,7 per kg. Kendati demikian, Mahar tidak berharap harga akan lebih tinggi, karena bila itu terjadi, konsumsi udang akan turun.

Khawatir virus EMS

CPRO memang menghadapi banyak kendala produksi di tahun lalu dan awal tahun ini. Belum optimalnya kinerja tambak udang inti plasma Central Pertiwi Bahari (CPB) di Lampung dan kondisi cuaca yang masih belum mendukung dengan intensitas hujan yang tinggi membuat produksi udang CPRO terganggu.

Oleh karena itulah perusahaan ini pada 2013 tidak memasang target produksi udang yang tinggi. Bahkan menurut Mahar, produksi udang CPRO pada tahun ini kemungkinan sama dengan seperti tahun lalu sebesar 40.000 ton.

Target yang tidak terlalu tinggi juga dikarenakan masih lemahnya permintaan Eropa akibat krisis ekonomi. Perusahaan ini juga khawatir merebaknya virus Early Mortality Syndrome (EMS) yang melanda tambah udang di sejumlah negara.

Seperti diketahui, sampai saat ini virus EMS masih menyerang beberapa negara produsen udang tersebut. Itulah sebabnya, banyak pembeli udang di Eropa dan negara-negara lain mengalihkan pembelian mereka ke Indonesia karena khawatir akan penyebaran virus EMS ke negara mereka.

Untuk itu sebagai bentuk tindakan preventif dan antisipasi terhadap serangan virus EMS, CP Prima mengirimkan tim ke negara yang terserang virus tersebut. "Kami sudah kirim tim ke Thailand untuk belajar menangani  virus EMS," kata Mahar.

Saat ini petambak udang di Indonesia masih bisa lega karena terbebas dari serangan virus EMS. Bahkan akibat serangan virus tadi di sejumlah negara lain, maka harga udang internasional terus menunjukkan peningkatan.

Kenaikan harga udang tersebut diharapkan menjadi pemicu produksi udang dan permintaan pakan udang dalam negeri. Selain memproduksi udang dan ikan laut, CP Prima juga merupakan produsun pakan ikan dan udang.

Pada 2012 penjualan pakan udang CPRO mengalami penurunan 8% dari Rp 1,6 triliun pada 2011 menjadi Rp 1,47 triliun. Penurunan harga udang pada semester I-2012 membuat gairah petambak menurun sehingga berimbas pada melemahnya permintaan pakan udang.  

Penjualan benih udang atau benur  tahun lalu juga turun 9% dari Rp 270,8 miliar di 2011 menjadi Rp 247,8 miliar. Selain harga benur yang turun dari Rp 32 menjadi Rp 31 per ekor, volume penjualan juga turun dari 8.571 juta benur pada 2011 menjadi 7.974 juta benur pada 2012.       

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa