Crazy Rich Indonesian



Parade kekayaan di film Crazy Rich Asians menular ke Tanah Air. Di Surabaya muncul tagar CrazyRichSurabayan dan disusul hashtag CrazyRichBekasian di Bekasi. Satu muara dari beragam hashtag itu adalah kisah wow kaum tajir melintir di negeri ini yang acap membuat kita tercengang.
 
Ya, Indonesia sesungguhnya dihuni banyak orang kaya. Berbagai survei lembaga dunia maupun data resmi pemerintah menunjukkan "kekayaan" Indonesia akan golongan berpunya.
 
The Boston Consulting Group (BCG), firma konsultan bisnis berbasis di Amerika Serikat, misalnya, pernah mencatat bahwa lima tahun lalu populasi kelas menengah-elite Indonesia mencapai 74 juta orang atau 30% dari total populasi. Dua tahun lagi, jumlahnya bakal naik dua lipat menjadi 141 juta orang.
 
Data peserta tax amnesty beberapa waktu lalu juga menegaskan potensi Crazy Rich Indonesia sesungguhnya. Ditjen Pajak mencatat, minimal 422.392 wajib pajak mengikuti program pengampunan pajak.
 
Dari jumlah tersebut, 333.091 peserta atau 79% berasal dari wajib pajak perorangan. Dari mereka, negara ini mendapatkan setoran tebusan lebih dari Rp 90 triliun.
 
Mayoritas nilai tebusan pengampunan pajak berasal dari kalangan yang memiliki aset minimal Rp 50 miliar sampai di atas Rp 5 triliun. Mereka adalah golongan high net worth individual atau pemilik aset finansial minimal US$ 1 juta, kalangan superkaya yang memiliki aset finansial minimal US$ 30 juta, hingga kelas miliarder. Yang terang, sekitar 9.276 wajib pajak dari kalangan ini ikut amnesti pajak dan menyetor tebusan lebih dari Rp 50 triliun!
 
Persoalannya, apa artinya punya banyak orang kaya jika tak mampu memanfaatkan aset mereka secara optimal? Maklum, dana mereka masih banyak tersimpan dan diputar di luar negeri.
 
Laporan terbaru BCG di tahun ini menunjukkan hal tersebut. Selain warga China dan Malaysia, simpanan orang Indonesia masuk tiga besar penopang offshore wealth di Singapura yang total nilainya US$ 900 miliar atau setara lebih dari Rp 13.000 triliun. Wow!
 
Nah, data-data ini kian menunjukkan potensi pembiayaan dari aset milik warga Indonesia sebenarnya sangat besar. Asalkan, kita bisa mengundang pulang mereka.
 
Kata kuncinya ada pada kepercayaan. Sebab, banyak di antara Crazy Rich Indonesia lebih nyaman dan percaya menyimpan dana di Singapura ketimbang di sini. Dus, memalingkan mereka dari Singapura, jelas pekerjaan menantang. •
 
Barly Haliem Noe
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Adi
TAG: