JAKARTA. Berbagai kabar seputar penyelesaian utang jangka pendek PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) yang mencapai US$ 1,2 miliar atau sekitar Rp 11,76 triliun terus beredar. Kemarin, Reuters melansir kabar bahwa Credit Suisse membantu induk usaha Grup Bakrie itu untuk memperoleh utang baru.Saat ini, Credit Suisse sedang mendekati beberapa pengelola dana investasi internasional. Langkah ini ditempuh sebagai antisipasi jika BNBR gagal memperoleh dana segar untuk melunasi utang yang jatuh tempo April tahun depan tersebut. Direktur BNBR Dileep Srivastava enggan mengomentari informasi ini. "Kami tidak berkomentar mengenai informasi yang bukan untuk publik," katanya kepada KONTAN, kemarin.Saat ini, BNBR masih berupaya menjual permata bisnisnya, PT Bumi Resources Tbk (BUMI). Duit hasil menjual BUMI bakal digunakan untuk mempercepat pembayaran utang kepada beberapa kreditur asing. Dileep bilang, proses negosiasi dengan beberapa calon investor membutuhkan waktu agak lama. "Sebab, nilai transaksinya besar," tegas Dileep dalam siaran pers BNBR, kemarin malam.Sebelumnya, Konsorsium BUMN Tambang mengaku tengah mengkaji pembelian 35% saham Bumi milik BNBR. Beberapa perusahaan swasta lokal dan asing juga disebut-sebut tengah melakukan hal yang sama.Investor Relations PT Indika Energy Tbk (INDY) Retina Rosabai pun mengakui, ada sebuah perusahaan investasi yang menawari perusahaannya untuk turut serta membeli saham Bumi. Namun, Indika menyatakan tidak berminat. "Untuk ukuran besar seperti itu tidak bisa diputuskan dalam waktu singkat," imbuh Retina.Adapun Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) Fuad Rahmany mendesak BNBR segera menuntaskan transaksi penjualan saham Bumi. Sehingga, otoritas bursa bisa segera mencabut penghentian atau suspend perdagangan saham BUMI, BNBR, dan PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) yang sudah berlangsung selama dua pekan ini. "Suspend saham Grup Bakrie perlu secepatnya dibuka guna menghentikan isu-isu di pasar," tandasnya.Ia mengungkapkan hal itu lantaran beredar kabar bahwa suspend tersebut untuk melindungi kejatuhan harga saham-saham Grup Bakrie di tengah tekanan jual para investor. Banyak investor yang terpaksa menjual portofolionya di Grup Bakrie karena tersangkut dalam transaksi marjin (margin call).Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Erry Firmansyah hanya berjanji akan segera mengambil langkah untuk menyelesaikan masalah tersebut.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie