Crown Group berencana melantai di bursa Singapura dan Australia



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Crown Group, pengembang yang berbasis di Australia yang didirikan oleh orang Indonesia, Iwan Sunito, berencana melantai di bursa saham dua negara sekaligus yaitu Singapura dan Bursa Australia.

Di Bursa Singapura, Crown Group akan melistingkan proyeknya yang ada di Indonesia yang dikembangkan lewat anak usahanya, PT Crown International International. Sementara proyek-proyek yang di Australia akan dicatatkan di bursa saham negara Kanguru tersebut.

Iwan Sunito, Chief Executive Officer Crown Group mengatakan, penawaran umum perdana alias Intial Public Offering (IPO) tersebut di dua pasar modal tersebut akan diproses bersamaan. "Kita targetkan IPO di Singapura dan Australia akan dilakukan bersamaan pada atahun 2020-2021," kata Iwan di Jakarta, Selasa (24/7).


Crown Group memilih untuk listing di Singapura karena pasar saham Negara Singa sangat besar. Iwan melihat Singapura juga memiliki accountability dan transparancy yang tinggi sehingga investor berani untuk melakukan investasi besar.

Di Indonesia, Crown International Indonesia dengan menggandeng PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) akan mengembangkan satu proyek berkonsep mixed use development di Ancol di lahan seluas 4,7 hektare (ha) lewat kerja sama operasi (KSO). Proyek itu ditaksir memiliki nilai sekitar AUD 700 juta atau sekitar Rp 7 triliun.

Kedua perusahaan tersebut sudah meneken nota kesepahaman pada 27 April 2018 lalu. Dengan komposisi kepemilikan saham masing-masing terdiri dari 51% Crown Group dan 49% Jaya Ancol.

Nantinya di lahan 4,7 ha itu akan dibangun sekitar 3.000 unit apartemen, perkantoran, hotel, pusat belanja serta area komersial. Rencananya, pengembangan proyek itu akan dimulai tahun 2019. "Saat ini kita masih dalam proses pembuatan master plan," ujar Iwan.

Crown Group menargetkan, bisnisnya di Indonesia bisa membukukan pendapatan AUD 700 juta dalam 5-7 tahun ke depan. Sementara proyek-proyek di Australia ditargetkan akan membukukan pendapatan AUD 1 miliar dalam tiga tahun ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .