Crown incar investor properti domestik



JAKARTA. Pengembang properti yang berbasis di Sydney Australia, Crown International Holdings Group alias Crown Group masih menjadikan Indonesia sebagai salah satu pasar utama. Perusahaan ini menargetkan pasar Indonesia bisa menyumbang 20% dari total penjualannya.

Crown sendiri memprediksi pertumbuhan pendapatan 30% menjadi Rp 1,3 triliun. Dus, kontribusi penjualan dari Indonesia bisa Rp 260 miliar.Michael Ginarto, Country Director Crown Indonesia melihat investor Indonesia masih antusias menanam investasi di Sydney. "Pasalnya, iklim investasi properti di dalam negeri mengalami perlambatan karena ada pemilihan umum (pemilu)," jelas dia kepada KONTAN, Senin (17/2).

Kondisi ini bisa mendorong investor mengalihkan dananya ke Sydney. Selain karena faktor kedekatan geografis, pasar properti di Sydney juga masih menjanjikan. Michael mengklaim investor yang membeli properti di 2013 bisa menikmati capital gain 14,5% per tahun.


Saat ini Crown masih melanjutkan pemasaran empat proyek apartemen di Sydney yaitu Top Ryde City Living, Viking by Crown, V by Crown, dan Skye by Crown. Masing-masing apartemen membidik segmen menengah atas dengan harga mulai dari A$ 530.000 per unit.

Michael juga memastikan rencana perusahaannya membangun apartemen di Jakarta pada tahun ini. Namun dia masih merahasiakan waktu peluncurannya. "Kami masih menunggu kesiapan pengembang lokal yang menjadi mitra kami," ungkap Michael tanpa bersedia menyebut identitas pengembang yang dimaksud.

Yang jelas, keduanya berencana membentuk anak usaha patungan. Crown akan menguasai saham mayoritas.

Supaya proyek ini menarik pasar, Crown akan membangun apartemen di lokasi premium yang dekat dengan pusat bisnis dan pusat belanja.Sebelumnya, Iwan Sunito, Chief Executive Officer Crown Group mengaku sudah punya lahan seluas kurang lebih 2 hektare (ha) di Jakarta. Di atas lahan ini nantinya akan didirikan apartemen dengan target kelas menengah hingga menengah atas. Investasi yang disiapkan sebesar A$ 20 juta-A$ 50 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon