KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Capital Sensitivity Analysis Index (CSA Index) memotret optimisme pelaku pasar memasuki tahun 2024. Meski begitu, investor masih wait and see mencermati berbagai sentimen yang mengiringi bursa saham pada tahun ini. Sebagai informasi, CSA Index dikompilasi oleh CSA Institute bekerja sama dengan Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) dari respons kuesioner yang dikirimkan ke seluruh anggota AAEI dan alumni dari CSA Institute. Dalam riset tersebut, pelaku pasar menargetkan IHSG menguat 5,1% ke level 7.650 di akhir tahun 2024. Target ini turut mempertimbangkan adanya sentimen negatif, seperti risiko geopolitik yang dirasakan pelaku pasar. Risiko tersebut berpotensi meningkat seiring dengan adanya tahun politik di Amerika Serikat, serta adanya peningkatan aktivitas militer di sejumlah kawasan.
Baca Juga: Pasar Lebih Dinamis, Simak Tips Mengatur Portofolio di Tahun Politik Selain itu, proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat juga dirasakan akan berpengaruh terhadap kinerja emiten secara keseluruhan. "Namun, pelaku pasar berharap bahwa sentimen-sentimen negatif tersebut akan berubah seiring dengan serangkaian kebijakan di kuartal II 2024," ungkap riset CSA Index Januari 2024 yang dirilis Selasa (2/1). Berdasarkan hasil deep interview, tergambar bahwa pelaku pasar tidak terlalu optimis dengan awal tahun 2024 karena masih menunggu sentimen lanjutan. Adanya Pemilihan Umum (Pemilu) pada 14 Februari 2024 memberikan sentimen tersendiri, dimana pelaku pasar menantikan hasil dari Pemilu sebelum menentukan langkah investasi selanjutnya. Kemudian, pelaku pasar juga menantikan mengenai arah dan rencana ekspansi maupun belanja modal (capex) dari emiten untuk tahun 2024. Sebanyak 93% pelaku pasar optimis IHSG akan mengalami trend bullish pada tahun 2024. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan optimisme pelaku pasar terhadap pergerakan IHSG pada bulan Januari. Sentimen positif yang paling mempengaruhi adalah potensi berakhirnya era suku bunga yang tinggi, dimana The Fed berencana untuk menurunkan suku bunga di tahun ini. Diharapkan dengan turunnya Fed Rate, maka suku bunga di Indonesia juga dapat diturunkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. "Selain itu, adanya harapan efek belanja yang terjadi selama event poilitik dapat mendorong IHSG untuk menguat," ungkap rilis CSA Index. Adapun, CSA Index untuk Januari 2024 adalah 83,7 yang mengindikasikan pelaku pasar masih optimis akan kinerja IHSG di Januari 2024 bergerak positif. January Effect menjadi momentum yang dinantikan akan terjadi di awal tahun dan menjadi penyemangat IHSG untuk bergerak positif. Namun, konsensus untuk penutupan IHSG pada bulan Januari 2024 adalah sebesar 7.300. Mengindikasikan kenaikan tipis dari penutupan IHSG pada 29 Desember 2023 di level 7.272. CSA Index juga mencermati sektor-sektor yang akan menjadi penggerak utama untuk IHSG pada bulan Januari ini. Sektor keuangan menjadi pilihan utama dari mayoritas pelaku pasar, sebagai sektor yang dapat memacu IHSG. "Sentimen lainnya seperti potensi penurunan suku bunga dan masih baiknya kinerja emiten di sektor ini menjadi alasan utama sektor keuangan masih sangat diminati," jelas rilis CSA Index.
Baca Juga: IHSG Menguat Pada Perdagangan Kamis (4/1) Pagi, MEDC, ADRO, BRPT Top Gainers LQ45 Selain itu, sektor energi menjadi salah satu sektor yang dipilih, dimana pelaku pasar berharap adanya kenaikan harga komoditas sebagai akibat dari pemotongan produksi minyak mentah oleh OPEC dan potensi peningkatan tensi geopolitik.
Sektor lainnya adalah teknologi, yang diharapkan dapat menguat seiring dengan masih besarnya potensi sektor tersebut. Terlebih lagi jika didukung dengan penurunan suku bunga. Ketua Umum Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) David Sutyanto menanggapi hasil CSA Index Januari 2024. David mengatakan, CSA Index Januari 2024 menunjukkan pelaku pasar masih berharap IHSG dapat meningkat, namun terbentur dengan sentimen negatif yang jalas terlihat. "Mereka berharap situasi akan membaik seiring dengan selesainya pemilu 2024 dan beragam kebijakan yang akan memberikan relaksasi khususnya terkait dengan moneter. January Effect diharapkan hadir di tahun ini dan membawa gairah untuk pasar," tandas David. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi