CSIS: Perekonomian keluarga tak banyak berubah



KONTAN.CO.ID - Centre for Strategic and International Studies (CSIS) baru saja merilis hasil survei bertemakan Tiga Tahun Jokowi: Kenaikan Elektoral & Kepuasan Publik.

Salah satu hasilnya, dibandingkan lima tahun lalu, publik menilai kondisi perekonomian keluarga tidak banyak mengalami perubahan (42,2%). Sedangkan yang menilai terjadi perubahan yang positif sebanyak 37,5%. Adapun pendapat publik yang menganggap kondisi ekonomi keluarga saat ini lebih buruk dibanding lima tahun lalu sebesar 20,3%.

Sedangkan secara umum, 41,7% responden menilai, kondisi perekonomian Indonesia dibanding lima tahun lalu baik. Sedangkan yang memilih tidak ada perubahan dan buruk masing-masing sebesar 35,9% dan 22,1%. Meski demikian, 70,9% responden menilai, kondisi pembangunan Indonesia dibanding lima tahun lalu sangat baik. Sebagai perbandingan, jumlah responden yang menilai pembangunan tidak ada perubahan sebesar 19,8% dan buruk 8,6%.


Hasil survei juga menunjukkan, tingkat optimisme terhadap kemampuan pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat cukup baik, di mana 63,7% responden menjawab cukup optimis. Responden yang menjawab sangat optimis hanya sebesar 13,3%, kurang optimis 20%, tidak optimis sama sekali 2,6%.

Demikian pula halnya dengan tingkat optimisme kemampuan pemerintah dalam meningkatkan pembangunan infrastruktur. Jumlah responden yang menjawab cukup optimis sebesar 70,2%, sangat optimis 13%, kurang optimis 15,6%, dan tidak optimis sama sekali sebesar 8%.

Bidang hukum

Di bidang hukum, secara umum, terjadi peningkatan optimisme publik terhadap komitmen pemerintah dalam bidang hukum. Sebut saja seperti memperkuat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), mendorong reformasi di kepolisian, dan memberantas mafia peradilan.

Untuk komitmen memperkuat KPK, misalnya, optimisme publik di tahun ini mencapai 76,9%. Sementara di tahun 2015 dan 2016 masing-masing sebesar 62,6% dan 74,6%.

Sedangkan untuk komitmen mendorong reformasi di Kepolisian, optimisme publik mencapai 76%, berbanding 61,3% di 2015 dan 65% di 2016.

Adapun untuk komitmen pemberantasan mafia peradilan, optimisme publik mencapai 67,7%. Sedangkan di 2015 sebesar 52% dan 2016 sebesar 62,4%.

Informasi saja, survei dilakukan terhadap 1.000 orang responden yang tersebar di 34 provinsi Indonesia. Margin of error survei ini sebesar +/-3,1% pada tingkat kepercayaan 95%. Adapun proses pengumpulan data dilakukan pada 23-30 Agustus 2017 melalui wawancara tatap muka menggunakan kuesioner terstruktur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie