JAKARTA. Pemerintah optimis laju ekonomi di kuartal ke II bergerak positif. Pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2014 tampaknya akan lebih baik dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi di kuartal I 2014 yang berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) hanya bertumbuh 5,21% secara tahunan (year on year)."Kalau kuartal II masih prediksi 5,2% -5,3%," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Chairul Tanjung (CT) usai melakukan pertemuan dengan Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, Rabu (2/7). CT bilang pada kuartal II ini belum ada peningkatan pertumbuhan ekonomi yang signifikan. Ia menjelaskan bahwa konsumsi masih mengambil bagian terbesar dalam pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2014 ini, dimana sektor ekpor - impor mengalami penurunan. Pemilu yang diharapkan mampu memberikan dampak lebih pada pertumbuhan ekonomi, menurutnya realisasinya tidak terlalu mendorong pertumbuhan ekonomi. Selain itu, sektor investasi juga mengalami kenaikan di kuartal II 2014, meski angka kenaikannya tidak signifikan. Sedangkan pertumbuhan di kuartal III - IV 2014 ini menurut CT akan lebih membaik. CT menjelaskan bahwa pada kuartal III mendatang, pemilu sudah selesai sehingga mulai timbul kepastian. Prediksi pertumbuhan ekonomi kuartal II ini sama dengan prediksi Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Enny Sri Hartati berada pada kisaran 5,2% - 5,3% yang masih didominasi oleh sektor konsumsi. "Yang pasti bukan investasi," tambahnya. Enny bilang mungkin ada ada sedikit pengaruh dari konstribusi nett ekspor yang pada Juni mengalami surplus US$0,07 miliar. Sebaliknya Ekonom Divisi Manajemen Risiko Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Dodi Arifianto bilang kemungkinan besar pertumbuhan ekonomi pada kuartal II ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi di kaurtal I 2014. "Bisa 5.1% - 5.2% tapi resiko lebih rendah lagi masih mungkin. Bisa juga cuman 5%," ungkap Dody.Dody menjelaskan pada kuartal II kali ini angka ketidakpastian menjadi semakin lebih besar. Ia mencontohkan inflasi juni yang menurut perkiraanya berada pada 0,7% - 0,8% (MoM), yang didukung kondisi memasuki bulan puasa, libur anak sekolah dan masa kampenye, ternyata berdasarkan data BPS inflasi Juni 2014 hanya tercatat 0,43%. Ketidakpastian ini menurut Dody dipicu oleh masa pemilihan Presiden yang baru akan berlangsung pada 9 Juli mendatang. Dody mengungkapkan bahwa kedua calon pasanggan presiden dan wakil presiden yang ada sekarang, memiliki pola yang berbeda dibandingkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
CT: Laju ekonomi kuartal II sekitar 5,3%
JAKARTA. Pemerintah optimis laju ekonomi di kuartal ke II bergerak positif. Pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2014 tampaknya akan lebih baik dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi di kuartal I 2014 yang berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) hanya bertumbuh 5,21% secara tahunan (year on year)."Kalau kuartal II masih prediksi 5,2% -5,3%," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Chairul Tanjung (CT) usai melakukan pertemuan dengan Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, Rabu (2/7). CT bilang pada kuartal II ini belum ada peningkatan pertumbuhan ekonomi yang signifikan. Ia menjelaskan bahwa konsumsi masih mengambil bagian terbesar dalam pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2014 ini, dimana sektor ekpor - impor mengalami penurunan. Pemilu yang diharapkan mampu memberikan dampak lebih pada pertumbuhan ekonomi, menurutnya realisasinya tidak terlalu mendorong pertumbuhan ekonomi. Selain itu, sektor investasi juga mengalami kenaikan di kuartal II 2014, meski angka kenaikannya tidak signifikan. Sedangkan pertumbuhan di kuartal III - IV 2014 ini menurut CT akan lebih membaik. CT menjelaskan bahwa pada kuartal III mendatang, pemilu sudah selesai sehingga mulai timbul kepastian. Prediksi pertumbuhan ekonomi kuartal II ini sama dengan prediksi Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Enny Sri Hartati berada pada kisaran 5,2% - 5,3% yang masih didominasi oleh sektor konsumsi. "Yang pasti bukan investasi," tambahnya. Enny bilang mungkin ada ada sedikit pengaruh dari konstribusi nett ekspor yang pada Juni mengalami surplus US$0,07 miliar. Sebaliknya Ekonom Divisi Manajemen Risiko Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Dodi Arifianto bilang kemungkinan besar pertumbuhan ekonomi pada kuartal II ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi di kaurtal I 2014. "Bisa 5.1% - 5.2% tapi resiko lebih rendah lagi masih mungkin. Bisa juga cuman 5%," ungkap Dody.Dody menjelaskan pada kuartal II kali ini angka ketidakpastian menjadi semakin lebih besar. Ia mencontohkan inflasi juni yang menurut perkiraanya berada pada 0,7% - 0,8% (MoM), yang didukung kondisi memasuki bulan puasa, libur anak sekolah dan masa kampenye, ternyata berdasarkan data BPS inflasi Juni 2014 hanya tercatat 0,43%. Ketidakpastian ini menurut Dody dipicu oleh masa pemilihan Presiden yang baru akan berlangsung pada 9 Juli mendatang. Dody mengungkapkan bahwa kedua calon pasanggan presiden dan wakil presiden yang ada sekarang, memiliki pola yang berbeda dibandingkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News