CTRP terbitkan MTN tahap I Rp 609,37 miliar



JAKARTA. PT Ciputra Property Tbk (CTRP) akan menerbitkan surat utang jangka menengah atau multicurrency medium term note (MTN) tahap I sebesar S$ 65 juta pada 13 Februari 2015 mendatang. Obligasi berdenominasi dollar Singapura ini dikenakan bunga tetap sebesar 5,625% per tahun.

Dana tahap I ini akan digunakan untuk proyek pengembangan Ciputra World II, Ciputra Puri Internasional dan proyek Rosewood hotel di Bali.

Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan CTRP Artadinata Djangkar mengatakan, MTN tahap I tersebut merupakan bagian dari rencana perseroan menerbitkan MTN dengan total S$ 200 juta di bursa efek Singapura.


“Perseroan dan DBD Bank Ltd  telah menandatangani pricing supplement dan menyepakati jumlah MTN tahap I yang akan diterbitkan sebesar S$ 65 juta dengan bunga tetap 5,625% per tahun,” ungkapnya dalam keterbukaan informasi ke BEI, Rabu (11/2).

MTN tanpa jaminan ini memiliki denominasi S$ 250.000. Pembayaran bunga pertama akan dilakukan dilakukan pada tanggal 13 Februari 2015 dan pembayaran bunga selanjutnya dilakukan setiap akhir semester terhitung tanggal pembayaran bunga pertama. Surat utang ini akan jatuh tempo pada 13 Februari 2018.

MTN tahap I tersebut setara dengan Rp 609,375 miliar. Jumlah tersebut dihitung berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia pada 9 Februari 2015, yaitu S$1 sama dengan Rp 9.375. Sementara total MTN S$ 200 juta setara dengan Rp1,875 triliun.

Artadinata mengatakan nilai MTN tersebut merupakan 12,95% dari ekuitas perseroan per 30 September 2014. Sehingga, penerbitan MTN tahap I bukan merupakan transaksi material.

Sementara total nilai MTN  dapat melebihi 20% dari ekuitas perseroan.  Oleh karena itu, manajemen CTRP akan melaksanakan persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan perseroan No.IX.E.2 mengenai hal penerbitan MTN telah melebihi 20%  dari ekuitas.

Reza Priyambada, Kepala Riset Trust Securities mengatakan rasio utang CTRP masih cukup bagus yakni 0,9 kali. Itu artinya, perseroan masih memiliki ruang untuk mengcover utang dengan aset yang dimilikinya.

Reza menambahkan, batas aman rasio utang memang berbeda-beda tergantung kebijakan sebuah perusahaan.  Ada yang menetapkan batas ama di bawah 1 kali dan ada yang dibawah 2 kali. “ Namun rasio utang CTRP ini masih dalam kondisi aman, apalagi itu digunakan untuk proyek-proyek yang potensial,” ujarnya.

Meski diterbitkan dalam denominasi dollar Singapura, Reza menilai surat utang CTRP tersebut tidak terlalu beresiko karena diterbitkan secara bertahap. “ Beda halanya kalau itu diterbitkan sekaligus mungkin resikonya besar,” lanjutnya.

Reza bilang, kinerja CTRP tahun 2014 tidak terlalu gemilang terbukti dari laporan keuangan hingga kuartal III. Secara umum, Reza menilai prospek CTRP tahun ini tidak akan berbeda jauh dari tahun lalu. Kalaupun naik, dia memperkirakan hanya akan tumbuh 10%.

Reza merekomendasikan hold saham CTRP dengan target harga wajar Rp 815.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa