JAKARTA. PT Citatah Tbk (CTTH) optimistis kinerjanya tahun ini bakal semengkilap polesan batu marmer buatannya. Tak tanggung-tanggung, manajemen menargetkan laba bersihnya tahun ini tumbuh ratusan persen. "Kami targetkan punya laba bersih Rp 12 miliar tahun ini," ucap Tiffany Johanes, Direktur Keuangan CTTH, seusai kegiatan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) CTTH, Jumat (24/5). Angka ini meroket 335% dibanding perolehan laba bersih perusahaan pada 2012 lalu, sebesar Rp 2,76 miliar. Dari sisi pendapatan, CTTH “hanya” menargetkan kenaikan 24% menjadi Rp 200 miliar dari tahun lalu Rp 161,78 miliar. Pendapatan Citatah sendiri, selain datang dari eksplorasi tambang juga dari impor marmer yang menyumbangkan 30% pendapatan. Uniknya, optimisme manajemen CTTH ini justru datang dari kebijakan pajak ekspor yang diberlakukan pemerintah. Kebijakan dalam Peraturan Menteri ESDM no 7 tahun 2002 membatasi ekspor tambang dalam bentuk mentah. Pemerintah mengenakan bea keluar ekspor sebesar 20% untuk produk tambang. Sebelum kebijakan tersebut diberlakukan, 60% hasil produksi CTTH dijual keluar negeri. Tapi kini, 75% marmer garapan CTTH dipasarkan di dalam negeri."Kebetulan, properti dalam negeri juga sedang bagus," tutur Tiffany. Menurut Tiffany, belum lama ini CTTH menerima proyek pembangunan sebuah rumah ekstra mewah. Rumah itu lengkap dengan segala hiasan marmer di seluruh sisi dindingnya. Mewahnya rumah itu bukan hanya diukur dari luas lahannya yang mencapai ribuan hektare, tapi duit yang dikucurkan untuk pembangunan rumah ini. "Jika dibandingkan, rumah itu bisa setara dengan Central Park, tapi itu rumah, ya," pungkasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
CTTH targetkan laba bersih yang meroket
JAKARTA. PT Citatah Tbk (CTTH) optimistis kinerjanya tahun ini bakal semengkilap polesan batu marmer buatannya. Tak tanggung-tanggung, manajemen menargetkan laba bersihnya tahun ini tumbuh ratusan persen. "Kami targetkan punya laba bersih Rp 12 miliar tahun ini," ucap Tiffany Johanes, Direktur Keuangan CTTH, seusai kegiatan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) CTTH, Jumat (24/5). Angka ini meroket 335% dibanding perolehan laba bersih perusahaan pada 2012 lalu, sebesar Rp 2,76 miliar. Dari sisi pendapatan, CTTH “hanya” menargetkan kenaikan 24% menjadi Rp 200 miliar dari tahun lalu Rp 161,78 miliar. Pendapatan Citatah sendiri, selain datang dari eksplorasi tambang juga dari impor marmer yang menyumbangkan 30% pendapatan. Uniknya, optimisme manajemen CTTH ini justru datang dari kebijakan pajak ekspor yang diberlakukan pemerintah. Kebijakan dalam Peraturan Menteri ESDM no 7 tahun 2002 membatasi ekspor tambang dalam bentuk mentah. Pemerintah mengenakan bea keluar ekspor sebesar 20% untuk produk tambang. Sebelum kebijakan tersebut diberlakukan, 60% hasil produksi CTTH dijual keluar negeri. Tapi kini, 75% marmer garapan CTTH dipasarkan di dalam negeri."Kebetulan, properti dalam negeri juga sedang bagus," tutur Tiffany. Menurut Tiffany, belum lama ini CTTH menerima proyek pembangunan sebuah rumah ekstra mewah. Rumah itu lengkap dengan segala hiasan marmer di seluruh sisi dindingnya. Mewahnya rumah itu bukan hanya diukur dari luas lahannya yang mencapai ribuan hektare, tapi duit yang dikucurkan untuk pembangunan rumah ini. "Jika dibandingkan, rumah itu bisa setara dengan Central Park, tapi itu rumah, ya," pungkasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News