Cuaca AS & impor China mendongkrak harga gas alam



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Cuaca dingin ekstrem yang melanda Amerika Serikat (AS) membuat pemerintah menarik cadangan gas alam mereka untuk keperluan penghangat. Di sisi lain, China mencatat kenaikan impor gas alam. Alhasil, harga gas alam berada dalam fase bullish.

Komoditas gas alam untuk kontrak pengiriman Februari 2018 di New York Mercantile Exchange pada Jumat (29/12) pukul 17.19 WIB menguat 1,68% ke level US$ 2,96 per mmbtu.

Stok gas alam AS terus menurun. Pada 28 Desember lalu, Energy Information Administration mencatat adanya penarikan sebanyak 112 miliar kubik persegi. Penarikan ini untuk memenuhi kebutuhan musim dingin AS yang memasuki posisi ekstrem.


"Hingga Januari di awal tahun nanti, cuaca Amerika diprediksi akan lebih dingin, maka akan ada kenaikan permintaan gas alam hingga awal tahun," jelas Research & Analyst Asia Tradepoint Futures Andri Hardianto kepada Kontan.co.id, Jumat (29/12).

Adapun, China melaporkan kenaikan impor gas alam November yang mencapai level 6,55 juta ton yang memecahkan rekor pengiriman Desember tahun lalu di 6,1 juta ton. Pengiriman tersebut sudah termasuk produk gas alam cair untuk bulan November yang naik 53% year on year. "Ini karena kebijakan lingkungannya China berusaha mengurangi polusi, jadi mereka kejar di impor," jelas Andri.

Saat harga minyak naik, maka komoditas energi juga akan terkerek karena memiliki nilai bursa yang lebih murah dan jadi ikut menarik untuk diperdagangkan. Adapun harga minyak mentah west texas intermediate (WTI) di bursa NYMEX untuk kontrak pengiriman Februari 2018 hari ini pukul 18.27 WIB mencapai level US$ 60,11.

Atas pertimbangan tersebut, Andri memperkirakan, harga gas alam pada awal pembukaan bursa nanti di 2 Januari 2018 akan terkoreksi lantaran profit taking dan libur perdagangan bursa relatif membuat pasar sepi. Ia memperkirakan, harga komoditas akan berada dalam rentang US$ 2,92-US$ 2,99 per mmbtu pada perdagangan bursa di 2 Januari nanti.

Hal ini berdasar gerak teknikal indikator moving average (MA) 50 dan indikator relative strength index (RSI) 14 di area buy. Namun, MA 100, MA 200 dan moving average convergence divergence (MACD) di level -0,03 masuk di area sell. Hanya indikator stochastic yang menunjukkan sinyal netral.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati