Cuaca dingin di China angkat harga gas alam



JAKARTA. Musim dingin yang ekstrem kembali mendorong harga gas alam naik. Sebelumnya, harga gas alam sempat terpukul akibat kenaikan suku bunga The Fed.

Mengutip Bloomberg, Jumat (23/12) pukul 18.50 WIB, harga gas alam kontrak pengiriman Januari 2017 di New York Mercantile Exchange terbang 0,73% ke level US$ 3,564 per mmbtu. Tren bullish juga terlihat karena dalam sepekan terakhir, harganya sudah melonjak 4,36%.

Analis Asia Tradepoint Futures Andri Hardianto menjelaskan, sumber kekuatan gas alam saat ini berasal dari tingginya permintaan dari China. Rupanya kondisi cuaca yang lebih dingin dibandingkan dengan tahun lalu, membuat Negeri Tirai Bambu ini meningkatkan impor gas alam dari negara-negara teluk.


Asal tahu saja, impor gas alam Tiongkok mencapai 3,3 juta mmbtu. Ternyata musim dingin di China lebih ekstrem dari musim dingin di Amerika Serikat (AS), ungkap Andri, Jumat (23/12).

Hal tersebut justru berbeda dengan keadaan di AS, yang malah mengurangi permintaan gas alam. Sebabnya, cuaca dingin tak seekstrem di China. Akhir tahun ini, musim dingin di Negeri Paman Sam lebih hangat karena efek El Nino.

Artinya, harga gas alam hanya bergantung pada permintaan dari China. Harga gas alam bisa goyang jika penggunaan di Eropa berkurang.

Beruntung, Energi Information Administration (EIA) merilis cadangan gas alam AS per 16 Desember 2016 mengalami penurunan menjadi 209 miliar kaki kubik. Ini jadi penurunan terbesar setelah pekan sebelumnya cadangan gas hanya terkikis 147 miliar kaki kubik. Itu merupakan koreksi terbesar sejak minggu terakhir bulan Januari.

Ini membuat harga gas bertahan di level atas, paling tidak hingga akhir tahun. Tren bullish pun diprediksi Andri bertahan hingga kuartal I 2017. Karena itu, harga gas alam bisa berada di kisaran US$ 4US$ 4,5 per mmbtu.

Penguatan ini didukung peningkatan permintaan gas alam untuk konsumsi industri dan pembangkit energi. Kebijakan Presiden AS terpilih Donald Trump yang pro ke industri berpeluang untuk terus mengerek harga.

Dari sisi teknikal, harga gas alam masih berada di atas moving average (MA) 50, MA 100 dan MA 200. Indikator relative strength index (RSI) berada di area positif. Begitu juga dengan stochastic yang di area positif level 65,3. Moving average convergence divergence (MACD) juga berada di area positif.

Andri memprediksi pada perdagangan Selasa (27/12) nanti harga gas alam akan bergerak di kisaran US$ 3,5- US$ 3,6 per mmbtu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto