Cuaca Ekstrem Menyerang, Pasokan Kapas Dunia Mulai Berkurang



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Pasokan kapas dunia dikhawatirkan bakal mengalami penyusutan yang berkelanjutan. Sebab, cuaca ekstrim akhir-akhir ini menyerang beberapa wilayah yang merupakan pemasok bahan baku kain tersebut.

Misalnya, India yang merupakan negara penghasil utama telah mengalami hujan lebat dan hama sehingga memotong harus memangkas tanaman kapas. Alhasil, negara itu saat ini malah mengimpor pasokan.

Sementara itu, AS juga mengalami kekeringan yang memburuk melanda pertanian dan akan menyeret produksi ke level terendah dalam lebih dari satu dekade. Produksi AS akan turun 28% di musim yang dimulai bulan ini. 


AS memperkirakan produksi mencapai level terendah sejak musim 2009-2010, mengirimkan stok ke posisi terendah dalam sejarah, karena kekeringan yang telah menjadi begitu ekstrem sehingga pemerintah AS menjatah air dari Sungai Colorado.

Baca Juga: Jurus Fiskal dan Moneter China untuk Dongkrak Ekonominya

Disusul Brasil yang sedang berjuang melawan panas dan kekeringan ekstrem yang telah memangkas hasil panen hingga hampir 30%. Kekeringan di sana telah mengeringkan sekitar 200.000 metrik ton pasokan, dengan panen nasional 2021-2022 yang hampir selesai, produksi sekarang terlihat di 2,6 juta ton atau kurang.

Grup Bom Futuro, salah satu produsen kapas terbesar di Brasil yang mencakup sekitar 10% dari luas tanam negara, telah melihat hasil panen turun 27% dibandingkan dengan musim sebelumnya. Julio Cezar Busato, seorang petani di Sao Desiderio, negara bagian Bahia, juga mengalami penurunan serupa.

Dampak dari cuaca ekstrem ini juga sudah mulai tampak, dimana harga kapas melonjak hingga 30%. Awal tahun ini, mereka menyentuh level tertinggi sejak 2011, menekan margin pemasok pakaian di seluruh dunia dan mengancam akan menaikkan biaya segala sesuatu mulai dari t-shirt, popok, kertas dan karton. 

Dalam panggilan dengan investor awal pekan ini, CEO Children's Place Jane Elfers menggambarkan lonjakan harga kapas sebagai masalah besar yang sangat besar bagi perusahaan dan mengatakan perusahaan berharap untuk melihat beberapa bantuan di paruh kedua tahun ini.

“Cuaca telah menciptakan sakit kepala sekunder bagi pembeli kapas dunia. Hujan yang turun sebelum waktunya di beberapa wilayah termasuk Australia, Pakistan, dan bahkan Brasil juga telah menurunkan kualitas stok, kata Peter Egli, direktur Plexus Cotton Ltd. dikutip dari Bloomberg, Minggu (21/8).

Agar tidak dibutakan untuk musim berikutnya, petani Brasil akan meningkatkan area penanaman kapas mereka sebesar 100.000 hektar menjadi 1,7 juta hektar untuk musim 2022-2023, dengan penanaman dimulai pada bulan Januari. Sekarang setelah sebagian besar tanaman saat ini telah terjual, para petani mencari untuk mulai melakukan lindung nilai panen 2023 dengan lebih agresif.

Editor: Tendi Mahadi