Cuaca ekstrim, harga Tuna justru turun



JAKARTA. Turunnya volume penangkapan akibat cuaca ekstrem dan gelombang tinggi yang menerjang perairan Indonesia beberapa waktu ini ternyata tidak lantas membuat harga ikan tuna melonjak. Ang Sakiman, Ketua Asosiasi Pengusaha Kapal Pengangkut Ikan Indonesia (APKPII), menyatakan harga tuna di Jepang malah turun menjadi ¥ 500 /kilogram (kg) dalam 3 minggu terakhir. "Padahal, sebelumnya masih di kisaran ¥ 900/kg," ujar Ang, kepada KONTAN, Minggu (6/1).Kondisi ini jelas aneh mengingat pasokan tuna yang terus menurun akibat cuaca ekstrem sebulan ini. Ang bilang banyak kapal di Pelabuhan Muara Baru, Jakarta melempar jangkarnya dalam-dalam karena terhadang gelombang tinggi. Jika tetap memaksakan melaut, hasil tangkapan yang didapat pun tak memadai.Ang mencontohkan volume penangkapan tuna dalam 2 bulan terakhir kurang dari 100 ton per bulan. Padahal, di pertengahan tahun 2010 volume rata-rata penangkapan masih di kisaran 450 ton per bulan. "Ikannya tidak ada, kadang seminggu melaut pun kami tak dapat hasil," keluh Ang.Meski mengaku heran, Ang berusaha memetakan penyebab penurunan harga tuna yang terjadi sekarang. Ang menilai faktor adanya taifun dan cuaca buruk di Jepang bisa menjadi salah satu penyebabnya. Masyarakat Jepang lebih memilih berdiam diri di rumah ketimbang keluar untuk berbelanja tuna. Mereka juga lebih memilih makanan yang lebih cepat disajikan dan lebih tahan lama. "Akibatnya, permintaan tuna di sana menurun," ujar Ang.Faktor lainnya adalah pasokan yang lebih besar dari negara-negara seperti Sri Langka dan Filipina. Ang mensinyalir dua negara tersebut memiliki cadangan tuna yang lebih banyak ketimbang Indonesia. Dua negara tersebut akhirnya menaikkan pasokan ekspor tuna ke Jepang. "Pasokan tuna di Jepang sangat mungkin melebihi permintaan," kata Ang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: