MENTAWAI. Kondisi cuaca yang semakin memburuk membuat akses masuk ke Mentawai masih sulit dilakukan lewat laut. Hari ini, kapal yang akan masuk ke Mentawai terpaksa menunda keberangkatan karena gelombang laut mencapai ketinggian 4-5 meter. "Hari ini saya tidak mengizinkan pemberangkatan karena gelombang masih tinggi," terang Adi Subianto, Syahbandar pelabuhan Bungus Padang saat dihubungi KONTAN, Selasa (2/10). Gelombang tinggi dan kecepatan angin sampai 40 km per jam itu diperkirakan akan terjadi sampai dengan tanggal 3 November. Adi bilang, kondisi cuaca saat ini sulit ditentukan karena pengaruh musim yang dikenal dengan angin barat. Angin ini berembus kencang dari arah barat daya dengan gelombang tinggi yang bisa mengganggu pelayaran. Salah satu kapal yang gagal berangkat adalah kapal pengangkut bantuan dan juga tim SAR bantuan dari Nanggroe Aceh Darussalam. Rencananya, kapal itu akan menaruh jangkarnya di pelabuhan Sikakap Rabu pagi (3/11). Namun, karena gelombang tinggi kapal pengangkut relawan dan bantuan itu gagal masuk pagi ini. Selain gangguan membawa bantuan ke pelabuhan Sikakap Mentawai, dampak cuaca itu juga berpengaruh pada pengangkutan kapal reguler dari Padang menuju Sikakap atau sebaliknya. "Biasanya dalam seminggu kapal reguler yang berangkat itu 3 kali berangkat," kata Adi. Namun, akibat gelombang tinggi banyak kapal memilih melepas jangkarnya sambil menunggu cuaca membaik. Dari catatan pelabuhan Bungus, kapal yang berangkat untuk membawa bala bantuan sudah mencapai jumlah 28 kali pemberangkatan. Kapal yang berangkat itu di antaranya kapal yang bernama Ambu-Ambu, DSP, Marau, dan kapal turis asing sebanyak 15 kali pemberangkatan. Selain itu ada juga kapal Labora milik PT. Pelni, KRI Teluk Cirebon, KRI Imam BBonjol, KRI Teluk Manado, dan kapal milik kepolisian Antasena serta KM Ruci. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Cuaca memburuk, bala bantuan terhadang masuk Mentawai
MENTAWAI. Kondisi cuaca yang semakin memburuk membuat akses masuk ke Mentawai masih sulit dilakukan lewat laut. Hari ini, kapal yang akan masuk ke Mentawai terpaksa menunda keberangkatan karena gelombang laut mencapai ketinggian 4-5 meter. "Hari ini saya tidak mengizinkan pemberangkatan karena gelombang masih tinggi," terang Adi Subianto, Syahbandar pelabuhan Bungus Padang saat dihubungi KONTAN, Selasa (2/10). Gelombang tinggi dan kecepatan angin sampai 40 km per jam itu diperkirakan akan terjadi sampai dengan tanggal 3 November. Adi bilang, kondisi cuaca saat ini sulit ditentukan karena pengaruh musim yang dikenal dengan angin barat. Angin ini berembus kencang dari arah barat daya dengan gelombang tinggi yang bisa mengganggu pelayaran. Salah satu kapal yang gagal berangkat adalah kapal pengangkut bantuan dan juga tim SAR bantuan dari Nanggroe Aceh Darussalam. Rencananya, kapal itu akan menaruh jangkarnya di pelabuhan Sikakap Rabu pagi (3/11). Namun, karena gelombang tinggi kapal pengangkut relawan dan bantuan itu gagal masuk pagi ini. Selain gangguan membawa bantuan ke pelabuhan Sikakap Mentawai, dampak cuaca itu juga berpengaruh pada pengangkutan kapal reguler dari Padang menuju Sikakap atau sebaliknya. "Biasanya dalam seminggu kapal reguler yang berangkat itu 3 kali berangkat," kata Adi. Namun, akibat gelombang tinggi banyak kapal memilih melepas jangkarnya sambil menunggu cuaca membaik. Dari catatan pelabuhan Bungus, kapal yang berangkat untuk membawa bala bantuan sudah mencapai jumlah 28 kali pemberangkatan. Kapal yang berangkat itu di antaranya kapal yang bernama Ambu-Ambu, DSP, Marau, dan kapal turis asing sebanyak 15 kali pemberangkatan. Selain itu ada juga kapal Labora milik PT. Pelni, KRI Teluk Cirebon, KRI Imam BBonjol, KRI Teluk Manado, dan kapal milik kepolisian Antasena serta KM Ruci. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News