Cuaca panas berkurang, harga gas alam tertekan



JAKARTA. Gas alam melemah dalam empat hari beruntun lantaran suhu udara panas di Amerika Serikat (AS) mulai berkurang.

Mengutip Bloomberg, Jumat (21/7) pukul 17.17 WIB, harga gas alam kontrak pengiriman Agustus 2017 di New York Mercantile Exchange melemah 0,72% ke level US$ 3,022 dibanding sehari sebelumnya.

National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) meramalkan, suhu udara di kawasan Timur Laut AS akan berada di bawah normal pada periode 26 - 30 Juli.

Sementara MDA Weather Services meramalkan sebagian besar negara bagian AS akan mencapai suhu di atas normal hingga tanggal 24 Juli mendatang. Tetapi setelah itu, kawasan Pantai Timur akan mengalami suhu lebih rendah, yakni selama 25 - 29 Juli.

Lalu perkiraan AccuWeather, suhu udara di Washington akan mencapai 36 derajat Celcius di tanggal 23 Juli namun kembali turun hari berikutnya.

Berdasarkan data Energy Information Administration (EIA), cadangan gas alam pekan lalu naik 28 miliar kaki kubik menjadi 2,973 triliun kaki kubik. Kenaikan ini di bawah proyeksi analis sebesar 33 miliar kaki kubik.

"Jika di wilayah Timur dan Selatan tetap mengalami suhu panas, harga gas alam mungkin akan ke atas US$ 3,4 per per mmbtu," kata Ton Saal, Senior Vice President pada perusahaan perdagangan energi, FCStone Latin America LLC, seperti dikutip Bloomberg, Jumat (21/7).

"Jika kita tidak menemui jenis suhu udara tersebut dan udara normal atau di bawah normal, maka harga gas alam akan jatuh ke US$ 2,7," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto