KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dari sebuah rumah produksi di Depok, Jawa Barat, langkah La Suntu Tastio telah menjejak jauh selama hampir 15 tahun terakhir. Usaha yang berdiri pada 18 Desember 2010 kini menjadi salah satu industri kecil dan menengah (IKM) kriya yang konsisten mengangkat tenun, batik dan kulit lokal menjadi produk tas dan suvenir bernilai tinggi. Indari Umiyasih, pendiri sekaligus pemilik La Suntu Tastio, memulai usahanya dengan satu gagasan sederhana: memastikan wastra Nusantara tak hanya lestari dalam budaya, tetapi juga hidup dalam keseharian para penggunanya.
"La Suntu Tastio juga memiliki misi untuk meningkatkan kualitas taraf hidup para pengrajin di seluruh daerah di Nusantara, serta mempertahankan dan melestarikan budaya Indonesia," kata Indari kepada KONTAN, belum lama ini.
Baca Juga: Menjaring Fulus dari Produk Sepatu Handmade Bahan baku La Suntu Tastio didapat langsung dari para pengrajin tenun dan batik dari berbagai wilayah di Indonesia. Dari kain tradisional itulah lahir tas tangan, dompet, hingga beragam suvenir yang dipasarkan melalui bazar, pameran dan kanal daring. Tak heran jika dirinya juga mendapatkan pesanan dari beragam hingga instansi pemerintah. Di tengah dinamika tren mode, La Suntu Tastio memilih beradaptasi tanpa meninggalkan akar. La Suntu Tastio melakukan pembaruan motif, palet warna dan bentuk tas. Semua proses dijalankan dengan
quality control ketat, terutama pada bagian jahitan, detail serta pemilihan material kulit dan kain.
Baca Juga: Hambatan Awal Usaha yang Justru Jadi Fulus Dari layanan
custom inilah berbagai produk suvenir korporasi lahir. Mulai dari
tote bag lipat bertema Wonderful Indonesia, tas bayi untuk ibu baru di Kemang Medical Centre, tas selempang Pertamina, hingga
organizer untuk Bank BNI. Kini, daftar klien La Suntu Tastio kian panjang. Perusahaan telah memproduksi pesanan untuk Pertamina, Kementerian ESDM, Kementerian Keuangan, BNI, Astra, CIMB Niaga, AIA hingga Pemerintah Kota Depok. Tak sedikit pula pelanggan rumah sakit, lembaga pelatihan maupun komunitas UMKM.
Baca Juga: Permen Jahe yang Tembus Pasar Global Rekam jejak Indari dalam dunia UMKM menambah bobot kredibilitas usahanya. Selain memimpin La Suntu Tastio, ia juga menjabat Direktur PT Lasuntu Harapan Utama sejak 2022. Sertifikasi kompetensi ritel dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), pelatihan ekspor–impor dari Kemendag hingga penghargaan sebagai salah satu peserta terbaik program We Learn UN Women menjadi catatan penting dalam perjalanan profesionalnya. Indari juga aktif berbagi pengetahuan sebagai kurator produk UMKM di Depok, Jakarta, serta berbagai komunitas binaan. Untuk tetap mempertahakan bisnisnya, dirinya terus menjalin kerja sama dengan pembuat kain tradisional dari berbagai sentra tenun dan batik di Nusantara.
Langkah ini penting ia lakukan lantaran dirinya ingin memperkuat pasar digital La Suntu Tastio serta perluasan lini produk agar lebih relevan bagi pasar kaum muda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News