Cuan memang selangit, sayang pasar tidak likuid



Jakarta. Kebanyakan orang tentu sudah mengenal emas sebagai salah satu sarana investasi aman bin nyaman. Selain bisa menjadi instrumen pembiak duit, emas juga bisa menjadi alat lindung nilai. Karena itu, saat harga emas naik pesat beberapa tahun terakhir, semakin banyak orang memburu logam kemilau ini.Selain emas, sebenarnya perak juga bisa menjadi instrumen investasi seperti emas. Hanya saja, belum banyak orang yang memanfaatkan logam kemilau satu ini sebagai sarana investasi atau lindung nilai. Pengamat investasi logam Endy J. Kurniawan menuturkan, masyarakat Indonesia memang masih menganaktirikan perak. “Sedikit sekali yang menjadikan perak sebagai perhiasan layaknya emas,” ujar dia.Padahal, dari sudut pandang investasi, perak tidak kalah menarik dibandingkan emas. Bahkan, pertumbuhan harga perak jauh lebih fantastis ketimbang kenaikan harga emas. Tidak percaya? Mari kita tengok kenaikan harga emas sejak 2009 silam. Pada Rabu (13/3), emas di pasar spot dilego di level harga US$ 1.592,91 per ons troi. Artinya, bila dihitung sejak 2009, maka kenaikan harga emas mencapai 80,43%.Sekarang kita bandingkan dengan kenaikan harga perak. Per Rabu lalu, perak dilego di harga US$ 29,09 per ons troi. Artinya, sejak 2009 hingga penutupan perdagangan Rabu lalu, harga perak sudah mengalami kenaikan sekitar 155,20%. Dahsyat, bukan?Jadi, bila melihat pertumbuhan harga kedua logam mulia tersebut, perak jelas lebih menguntungkan sebagai sarana investasi. Asal tahu saja, di Amerika Serikat (AS) dan Eropa belakangan semakin banyak orang yang memilih menempatkan investasi di perak.Sejak tahun lalu, koin perak laris manis di AS. US Mint, perusahaan yang memproduksi koin perak di AS, berhasil menjual 7,13 juta ons troi koin perak lantakan (bullion) Silver Eagle di Januari lalu hanya dalam waktu 10 hari kerja.Societe Generale memperkirakan permintaan perak untuk investasi tahun ini akan naik sekitar 30%. “Ada minat yang cukup besar pada koin Silver Eagles di Eropa dan AS,” papar Robin Bhar, Head of Metal Research Societe Generale, melalui risetnya.Bisa mencapai US$ 50Selain karena pertumbuhan harga yang tinggi, minat orang membeli perak meningkat lantaran harga logam mulia ini tidak bikin kantong bolong. “Beberapa investor yang ingin mendapat keuntungan dari logam mulia memilih perak sebagai pengganti emas, karena harganya juga lebih murah,” tandas Robin.Para analis juga memperkirakan harga perak masih berpeluang terus naik. Menurut hitungan Ibrahim, analis senior Harvest International Futures, dalam lima tahun ke depan harga perak bakal naik tiga kali lipat. “Kecenderungannya akhir tahun ini masih akan menguat.Terutama kalau menengok tren harga perak dari 2010 hingga 2012,” terang Ibrahim. Philip Klapwijk, Global Head of Metal Analytics Thomson Reuters GFMS, perusahaan riset komoditas logam, dalam risetnya memprediksi di 2013 ini harga perak berpotensi melejit hingga US$ 50 per ons troi. Kenaikan perak ini didorong meningkatnya permintaan instrumen safe haven.Tapi perlu diingat, meski prospek investasi perak menarik, ada beberapa risiko yang harus Anda waspadai. Pertama, risiko likuiditas. Asal tahu saja, pasar penjualan perak di Indonesia masih terbatas. “Ibaratnya kalau emas kita jual ke tetangga juga laku, tapi kalau perak tidak begitu,” kata Ahmad Gozali, perencana keuangan dari Zelts Consulting.Perak batangan biasanya hanya bisa dijual ke toko-toko perhiasan yang juga sekaligus menjadi produsen perhiasan, Maklum saja, pengguna perak perhiasan kebanyakan adalah ka l ang an indus t r i dan perajin perhiasan.Tambah lagi, tidak semua toko perhiasan bersedia membeli perak batangan, meski toko itu juga memproduksi perhiasan. Oleh karena itu investor cuma punya pilihan menjual kembali perak batangan ke toko dia membeli.Pasar Dirham masih lebih baik. Peminat koin perak ini lebih besar. Biasanya, investor juga bisa menjual koin perak ke komunitas-komunitas kolektor koin perak. Kedua, risiko penyusutan nilai. Tidak seperti emas, perak lebih gampang berkarat dan rusak.Jadi, pemilik perak harus rajin-rajin merawat peraknya. Biasanya, perak harus disimpan di tempat yang kedap udara. Karena risiko-risiko itu, Ahmad menyarankan investor lebih baik menggunakan perak sebagai diversifikasi investasi logam mulia. “Porsi investasinya juga jangan terlalu besar,” saran Ahmad.Nah, kalau Anda tertarik berinvestasi di perak, ada beberapa bentuk perak yang bisa Anda pilih. Berikut pilihannya, silakan cermati sebelum belanja.Perak batanganSama halnya emas batangan, perak batangan juga dijual dalam beberapa ukuran. Logam Mulia menawarkan tiga pilihan perak batangan, yakni 1 kilogram (kg), 5 kg, dan 10 kg. Toko lain yang menawarkan perak batangan adalah Sinar Rezeki Handal (SRH). Toko yang juga melakukan penjualan melalui situs www.antamgold. com ini menjual perak hasil penyulingan sendiri.Produk yang diberi nama Perak SRH tersebut dilego dalam empat ukuran, yakni 25 gram, 50 gram, 100 gram, dan 500 gram. Perak batangan tersebut dilego mulai Rp 25.000 per batang. “Perak batangan ini ada sertifi katnya, yang diterbitkan oleh SRH sendiri,” sebut Indra, salah satu staf toko SRH.Perak perhiasanSalah satu kelebihan perak perhiasan adalah jenis perak ini memiliki nilai fashion. Selain itu, harganya relatif terjangkau bila dibanding dengan bentuk perak lainnya. Penjualnya juga lebih gampang ditemukan. Tapi sama seperti emas perhiasan, nilai perak perhiasan bakal jatuh kalau dijual kembali. Pasalnya, pembeli biasanya mendiskon nilai produksinya.DirhamDirham atau koin perak merupakan instrumen investasi perak yang paling likuid. Salah satu produsen dirham ini adalah PT Antam. Dirham bikinan Antam disertai dengan sertifikat yang dicetak Peruri. Selain dirham cetakan standar, di pasar juga ada dirham cetakan terbatas, yang biasanya diproduksi terbatas untuk memperingati momen tertentu. Misalnya 2011 silam HMV Bullion pernah memproduksi  perak seri hari Kemerdekaan.Jadi, mulai tertarik mencoba berinvestasi perak?***Sumber : KONTAN MINGGUAN 25 - XVII, 2013 Laporan Utama

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Imanuel Alexander