JAKARTA. Tekad PT Hanson International Tbk (MYRX) mengembangkan properti di kawasan Maja Raya, Serpong, dan Bekasi berpotensi mengerek kinerja emiten yang semula menggarap bisnis pertambangan ini. Sepanjang tahun lalu, MYRX meraup keuntungan dari sektor properti dengan mencatatkan pra penjualan atau
marketing sales sebanyak 8.200 unit, meliputi 7.700 unit rumah dan 500 unit ruko. Tahun ini, Hanson membidik marketing sales tumbuh 20%–40%. MYRX juga memiliki land bank mencapai 3.000 ha, yang diklaim terbesar dari seluruh pengembang di wilayah Jabodetabek.
Untuk mengembangkan properti di kawasan ini, MYRX mengalokasikan belanja modal Rp 1 triliun. Reza Priyambada, Kepala Riset NH Korindo Securities, menilai, dari sisi agresivitas, MYRX memang serius masuk bisnis properti. Meski bisa terbilang baru di bisnis ini, secara bertahap, perusahaan mampu mengembangkan properti di beberapa kawasan. "Dengan dana capex yang dianggarkan, perseroan mampu mengembangkan area tertentu untuk bisnis properti mereka," ungkap dia kepada KONTAN, Selasa (12/7). Saham MYRX masuk kelompok indeks LQ45 periode Februari–Juli 2016, menandakan bahwa aktivitas perdagangan perseroan sedang aktif. Banyak investor mulai mentransaksikan saham ini. Sejak awal tahun hingga kemarin atau
year-to-date (ytd), harga saham MYRX sudah menanjak 21,26%. Reza memprediksi, dalam jangka panjang MYRX mampu mengembangkan properti tak hanya membangun rumah tinggal atau apartemen, tetapi lebih variatif seperti membangun mal, pasar maupun taman bermain. Reza menargetkan, marketing sales MYRX bisa naik sedikit dibandingkan realisasi tahun lalu, yaitu Rp 1,5 triliun–Rp 1,6 triliun. "Tahun lalu realisasinya Rp 1,3 triliun–Rp 1,4 triliun," jelas Reza. Sementara Christian Saortua, analis Minna Padi Investama mengatakan, MYRX saat ini fokus mengembangkan
landed house segmen menengah ke bawah yang masih berpotensi, terutama di tengah kelesuan segmen atas. Di kuartal I 2016, penjualan MYRX melonjak lebih dari dua kali lipat year on year. Selain itu, emiten ini terus menambah landbank di sekitar proyek eksisting guna menunjang kelanjutan bisnis propertinya. Christian menambahkan, hal tersebut sangat positif untuk jangka panjang mengingat harga lahan cenderung naik seiring berkembangnya lokasi sekitar area pengembangan. Dengan sumber pendanaan untuk belanja modal dari
rights issue, rasio utang MYRX tahun ini sedikit naik. Dengan asumsi, MYRX terus ekspansi. "Rasio utang di 0,6–0,7 kali," ungkap Reza. Sepanjang tahun ini Christian memprediksi, kinerja perusahaan jauh lebih baik dari tahun sebelumnya. Ditambah rezim suku bunga rendah yang memberikan sentimen positif bagi pasar.
"Segmen menengah ke bawah sangat bergantung pada KPR untuk memiliki rumah," kata Christian. Reza merekomendasikan
buy MYRX dengan target Rp 805 per saham. Adapun Christian masih netral. Dia berdalih belum meriset dan menghitungnya. Analis Danareksa Sekuritas Lucky Bayu Purnomo merekomendasikan
sell dengan target Rp 770. Harga saham MYRX kemarin di posisi Rp 770 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie