KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Problem usaha bisa jadi celah membangun bisnis rintisan, seperti yang Pitik lakoni. Startup ini menawarkan solusi sekaligus memposisikan diri sebagai mitra para peternak ayam. Arief Witjaksono,
Co-Founder dan
Chief Executive Officer Pitik, menjelaskan startup ini muncul untuk menjawab persoalan yang kerap para peternak ayam alami. Khususnya, peternak ayam potong, mulai masalah mendapat pakan ternak yang berkelanjutan, pasokan, pembelian anak ayam hidup alias
liverbird, hingga menjual hasil ternak dan proses pembayarannya.
Dengan berbagai persoalan itu, Arief mencoba membuat solusi. Hingga akhirnya dia merilis Pitik yang memberikan beragam layanan kepada peternak ayam. Tugas para peternak ayam yang mendapat julukan kawan Pitik adalah cukup membesarkan ayam saja. Selebihnya, jadi tanggungjawab Pitik. Misalnya, soal pakan ternak, Pitik yang bakal sediakan. rief mengklaim, harga pakan ternak yang Pitik pasok bersaing. Namun, ia tidak menjelaskan asal pasokan pakan tersebut. Layanan Pitik lainnya ialah peternak ayam bisa mendapat sistem manajemen peternakan ayam terpadu. Lewat aplikasi Pitik, peternak ayam bisa mengawasi kandang ayam dengan terukur. Contoh, mengatur suhu kandang, kadar amonia, kelembapan, dan pencahayaan kandang.
Baca Juga: Penerapan PPKM, Etanee alami kenaikan permintaan dua kali lipat Layanan lainnya adalah pemberian edukasi bagi para kawan Pitik. Ketika ayam potong siap panen, Pitik langsung membelinya. "Jadi, peternak fokus membesarkan ayam," kata Arief kepada KONTAN, Selasa (27/9) lalu. Yang membuat para peternak ayam tertarik bergabung menjadi kawan Pitik adalah soal tenggat waktu pembayaran saat startup tersebut membeli ayam hasil dari mereka. Yakni, maksimal tujuh hari kerja. Kepastian pembayaran inilah yang menjadi daya tarik utama. Sebab, para peternak bisa langsung memutar kembali uang pembayaran itu. Alhasil, usaha rintisan yang baru beroperasi pada pertengahan 2021 tersebut langsung membuahkan hasil. Arief mencatat, hingga kini sudah memiliki sejumlah mitra peternak ayam dengan total kandang 300 unit. Total ayamnya mencapai 8 juta ekor. Ratusan kandang ayam tersebut tersebar di 50 daerah di pulau Jawa. Setelah mendapat ayam potong dari para peternak, Pitik langsung memasoknya ke mitra bisnis. Mulai hotel, restoran, dan kafe (horeka) hingga marketplace. Ambil contoh, Bukalapak, Segari, serta Sayurbox.
Pendapatan Pitik, Arief mengungkapkan, berasal dari selisih harga jual pakan, ayam anakan, dan ayam siap potong. Sayang, dia tidak memerinci angkanya. Dengan keberhasilan itu, Pitik mendapat lirikan investor. Bahkan, Mei lalu, startup ini mendapat suntikan modal US$ 14 juta yang dipimpin Alpha JWC Ventues. Modal itu Pitik pakai untuk ekspansi bisnis. Salah satunya, perluasan pasar dengan menyasar tiga wilayah di Jawa Timur. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Markus Sumartomjon