Cuan terbesar PTPP di konstruksi



JAKARTA. PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk ingin mencetak pendapatan Rp 19 triliun tahun ini. Target pendapatan itu lebih besar 52,86% ketimbang realisasi pendapatan tahun 2014 yang sebesar Rp 12,43 triliun.

Perusahaan pelat merah itu berharap bisnis konstruksi kembali bisa diandalkan tahun ini. Harapannya, lini bisnis tersebut menyumbang pendapatan Rp 14,2 triliun,  setara dengan 74,74% dari total target pendapatan.

Pembangunan Perumahan meyakini target bisa tercapai seiring agenda pemerintah yang fokus mengembangkan sektor kelautan. Makanya, perusahaan itu akan berburu aneka proyek infrastruktur.


Selain bisnis konstruksi, perusahaan berkode PTPP di Bursa Efek Indonesia (BEI) itu juga menyusun target untuk empat lini bisnis lain. Pertama, menargetkan pendapatan Rp 2 triliun dari bisnis engineering, procurement and construction (EPC).

Asal tahu saja, tahun lalu bisnis EPC adalah satu-satunya lini bisnis yang mencatatkan penurunan pendapatan. Pendapatan EPC tahun 2014 adalah Rp 1,09 triliun padahal tahun 2013 masih tercatat Rp 1,45 triliun. Jadi ada penurunan 24,83%.

Taufik Hidayat, Sekretaris Perusahaan PT Pembangunan Perumahan beralasan, penurunan pendapatan itu karena tak banyak proyek EPC baru yang didapat tahun lalu. Malahan, Pembangunan Perumahan lebih banyak mengerjakan proyek EPC sisa kontrak tahun 2013 yang belum rampung.

Namun, tahun ini Pembangunan Perumahan percaya diri bisa memperbaiki kinerja bisnis EPC. "Tahun ini bagus karena ada proyek percepatan pembangunan listrik 35.000 megawatt (MW) dari pemerintah," ujar Taufik kepada KONTAN, Selasa (3/3).

Kedua, menargetkan pendapatan Rp 1,3 triliun dari bisnis properti dan realti. Target itu melonjak hingga dua kali lipat lebih dari realisasi pendapatan bisnis properti dan realti tahun 2014 yang sebesar Rp 645,42 miliar.

Untuk mewujudkan target, Pembangunan Perumahan melalui anak perusahaannya PT PP Properti akan mengandalkan proyek properti yang saat ini masih dikembangkan. Proyek itu adalah Grand Kamala Langoon di Kalimalang, Bekasi, Jawa Barat dan proyek Grand Sungkono Lagoon di Surabaya, Jawa Timur.

Target kontrak baru

Ada pula proyek anyar yang akan digarap perusahaan tersebut. "Kami akan meluncurkan produk baru yaitu apartemen Ayoma di Serpong, apartemen Payon Amartha di Semarang dan The North East Square di Surabaya," beber Taufik.

Selanjutnya, ketiga, menargetkan Rp 1,4 triliun dari bisnis beton pracetak.

Terakhir, keempat, menargetkan pendapatan Rp 286 miliar dari bisnis penyewaan alat berat. Bisnis yang baru dilakoni Pembangunan Perumahan awal tahun lalu tersebut, mencatatkan pendapatan Rp 29,34 miliar hingga akhir 2014 kemarin.

Selain target pendapatan, tahun ini Pembangunan Perumahan mengincar perolehan kontrak anyar Rp 27,5 triliun. Hingga pertengahan Februari kemarin, perusahaan itu mengaku mengantongi kontrak anyar Rp 382 miliar.

Demi mengejar target kinerja, Pembangunan Perumahan mengalokasikan dana belanja modal sekitar Rp 1,8 triliun. Sumber dananya dari kas internal, penerbitan obligasi, dan pinjaman perbankan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie