JAKARTA. Tak seperti kabut asap kebakaran hutan, kepulan bisnis industri rokok dalam negeri semakin tipis. Selain terhambat perlambatan ekonomi, prospek industri tersebut bakal terganjal rencana pemerintah menaikkan tarif cukai rokok. Prospek kelabu itu menjadi tantangan bagi produsen rokok papan atas, PT Gudang Garam Tbk (GGRM). Kinerja keuangan GGRM semester pertama tahun ini menjadi salah satu indikator. Di enam bulan pertama 2015, laba bersih GGRM merosot 11,44% year-on-year (yoy) menjadi Rp 2,40 triliun. Meski sejumlah tantangan menghadang, sejumlah analis melihat prospek GGRM masih menarik. Emiten ini dinilai masih mampu mengantisipasi kenaikan beban pajak dengan mengerek harga jual. Kementerian Keuangan mengajukan kenaikan penerimaan cukai rokok 7% menjadi Rp 148,85 triliun pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016. Untuk mencapai target itu, tarif cukai rokok akan naik 23,5%.
Cukai rokok naik, kinerja GGRM tidak batuk
JAKARTA. Tak seperti kabut asap kebakaran hutan, kepulan bisnis industri rokok dalam negeri semakin tipis. Selain terhambat perlambatan ekonomi, prospek industri tersebut bakal terganjal rencana pemerintah menaikkan tarif cukai rokok. Prospek kelabu itu menjadi tantangan bagi produsen rokok papan atas, PT Gudang Garam Tbk (GGRM). Kinerja keuangan GGRM semester pertama tahun ini menjadi salah satu indikator. Di enam bulan pertama 2015, laba bersih GGRM merosot 11,44% year-on-year (yoy) menjadi Rp 2,40 triliun. Meski sejumlah tantangan menghadang, sejumlah analis melihat prospek GGRM masih menarik. Emiten ini dinilai masih mampu mengantisipasi kenaikan beban pajak dengan mengerek harga jual. Kementerian Keuangan mengajukan kenaikan penerimaan cukai rokok 7% menjadi Rp 148,85 triliun pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016. Untuk mencapai target itu, tarif cukai rokok akan naik 23,5%.