JAKARTA. Naiknya cukai rokok tahun ini sebesar 5% ikut mendongkrak penerimaan negara dari sektor cukai. Rupanya, pengaruh cukai rokok sangat berkontribusi rokok sangat besar terhadap penerimaan negara.Direktur Cukai Bachtiar mengungkapkan, penerimaan cukai di kuartal I ini saja telah melewati target yang ditetapkan. “Target yang telah ditetapkan untuk kuartal I ini adalah 24,75% dari target tahunan yang nilainya sebesar Rp 62,7 triliun, namun realisasinya saat ini sudah mencapai 27, 78% atau setara dengan 17,4 triliun,” terangnya, Kamis (7/4).Bachtiar mengakui, pencapaian itu mayoritas didorong dari hasil cukai rokok. “Kontribusi rokok sebesar 95,94%, sementara lainnya seperti Etil Alkohol sebesar 0,22%, dan minuman mengandung Etil Alkohol (MMEA) mencapai 3,9%,” paparnya.Bachtiar juga mengakui, kontribusi dari cukai rokok ini baru berpengaruh untuk penerimaan negara pada bulan ke tiga. Sedangkan pada bulan-bulan sebelumnya, penerimaan negara dari cukai tidak mencapai target. “Itu sudah menjadi siklus tahunan karena untuk awal tahun kontribusi dari cukai rokok belum dominan. Baru pada akhir kuartal satu baru mulai meningkat,” ujarnya.Seperti diketahui, berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan no 190/PMK.011/2010 menaikkan tarif cukai rokok 5% untuk empat jenis hasil tembakau yakni Sigaret Kretek Mesin, Sigaret Putih Mesin, Sigaret Kretek Tangan atau Sigaret Putih Tangan (SPT), dan Sigaret Kretek Tangan Filter (SKTF) atau Sigaret Putih Tangan Filter (SPTF).Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Cukai rokok penyumbang terbesar penerimaan negara
JAKARTA. Naiknya cukai rokok tahun ini sebesar 5% ikut mendongkrak penerimaan negara dari sektor cukai. Rupanya, pengaruh cukai rokok sangat berkontribusi rokok sangat besar terhadap penerimaan negara.Direktur Cukai Bachtiar mengungkapkan, penerimaan cukai di kuartal I ini saja telah melewati target yang ditetapkan. “Target yang telah ditetapkan untuk kuartal I ini adalah 24,75% dari target tahunan yang nilainya sebesar Rp 62,7 triliun, namun realisasinya saat ini sudah mencapai 27, 78% atau setara dengan 17,4 triliun,” terangnya, Kamis (7/4).Bachtiar mengakui, pencapaian itu mayoritas didorong dari hasil cukai rokok. “Kontribusi rokok sebesar 95,94%, sementara lainnya seperti Etil Alkohol sebesar 0,22%, dan minuman mengandung Etil Alkohol (MMEA) mencapai 3,9%,” paparnya.Bachtiar juga mengakui, kontribusi dari cukai rokok ini baru berpengaruh untuk penerimaan negara pada bulan ke tiga. Sedangkan pada bulan-bulan sebelumnya, penerimaan negara dari cukai tidak mencapai target. “Itu sudah menjadi siklus tahunan karena untuk awal tahun kontribusi dari cukai rokok belum dominan. Baru pada akhir kuartal satu baru mulai meningkat,” ujarnya.Seperti diketahui, berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan no 190/PMK.011/2010 menaikkan tarif cukai rokok 5% untuk empat jenis hasil tembakau yakni Sigaret Kretek Mesin, Sigaret Putih Mesin, Sigaret Kretek Tangan atau Sigaret Putih Tangan (SPT), dan Sigaret Kretek Tangan Filter (SKTF) atau Sigaret Putih Tangan Filter (SPTF).Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News