Cukai vape belum pengaruhi bisnis rokok



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana mengerek cukai likuid rokok elektrik atau vape pada pertengahan tahun 2018 dan aturan teknisnya akan keluar bulan ini tidak begitu banyak mempengaruhi industri rokok.

Alfred Nainggolan, Kepala Riset Koneksi Kapital menilai bila vape menjadi barang substitusi rokok, maka ketika pajak dinaikan ada kemungkinan permintaan vape akan turun. "Ada kemungkinan beralih ke rokok. Dengan asumsi vape ini merupakan barang substitusi dengan rokok," kata Alfred kepada KONTAN, Selasa (9/1).

Pengaruhnya terjadi pada kemungkinan adanya potensi kenaikan permintaan rokok. Menurutnya, bila pajak naik, maka daya beli masyarakat pengguna vape akan turun dan bisa beralih ke rokok. Namun, ada asumsi bahwa kandungan zat kimia pada vape itu lebih rendah dari rokok. Istilahnya tidak begitu membahayakan dibandingkan rokok. "Kalau itu benar, maka peralihan itu bisa saja tidak terjadi," tambahnya.


Pasalnya, orang akan punya faktor pilihan lain dalam konsumsi vape dibandingkan rokok. Jadi kemungkinan ada dua asumsi, yaitu harga dan kesehatan. Tapi asumsi harga, bisa saja terjadi. Ketika pajak vape naik, maka harga jual akan naik dan kemungkinan bisa beralih.

Bila ternyata latar belakang orang bukan karena faktor harga maka pengaruhnya dinilai tidak akan begitu banyak. Orang masih akan tetap bertahan. Selain itu, kalau sudah berbicara lifestyle maka faktor harga juga tidak begitu dominan.

Namun, untuk sektor rokok sendiri, dia melihat volume penjualan pada emiten rokok tidak bisa terlalu besar. Ruang pertumbuhan emiten rokok, saat ini berasal dari matinya industri rokok kecil dan berkurangnya rokok ilegal. Jadi itu peluang ruang pertumbuhannya yang dia lihat. "Emiten bisa mengambil ceruk pasar mereka," ujarnya.

Sebab, saat ini pertumbuhannya sudah cukup sulit. Itu terjadi dari tekanan pada industri rokok yang sudah cukup berat. Terutama untuk isu kesehatan , dan ada banyaknya pembatasan dari sisi regulasi. Sehingga akan berpengaruh terhadap ruang pertumbuhahn volumenya.

Dia melihat, masih ada rokok ilegal dan kecil. Artinya, kalau rokok ilegal berkurang dan industri kecil hilang, maka produk dari perusahaan rokok besar bisa mengisi pasar mereka. "Artinya tahun ini masih penuh tantangan. karena ruang marketing mereka dibatasi dan isu kesehatan jadi isu terbesar," tukasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon