Cuma 11% masyarakat yang memiliki rencana pensiun



JAKARTA. Masyarakat Indonesia sepertinya harus belajar melakukan perencanaan pensiun dari negara maju seperti, Jepang, Inggris dan Amerika Serikat. Bukan tanpa alasan, data OECD menyebut, cuma 11% masyarakat Indonesia yang memiliki perencanaan pensiun.

Padahal, kebutuhan finansial saat pensiun kelak tidak cuma untuk memenuhi sandang dan pangan, melainkan juga berlibur serta investasi. 

Riki Frindos, Direktur Utama PT Eastspring Investments Indonesia mengatakan, mereka yang memiliki perencanaan pensiun itu merupakan para pekerja usia produktif. “Kebanyakan dari mereka ini adalah pekerja pemerintah (PNS/TNI/Polri) dan pekerja formal yang umumnya diikutsertakan oleh perusahaan tempat mereka bekerja. Sisanya 89% tidak memiliki perencanaan pensiun,” ujarnya, kemarin.


Artinya, masyarakat Indonesia jauh tertinggal dari Jepang yang 75% penduduknya telah memiliki perencanaan pensiun atau negara berkembang di Asia lainnya, seperti Thailand 21%, Cina 17%, Filipina 14%.

Berdasarkan penelitian Eastspring Investments Singapore Limited pada 15 Januari 2014 lalu, penduduk Asia cenderung hidup lebih panjang dengan jumlah anak-anak lebih sedikit. Survei juga menerangkan, kebutuhan finansial masyarakat bakal lebih tinggi saat pensiun. “Di samping alasan, biaya hidup terus meningkat,” terang Riki.

Karenanya, menurut dia, kesadaran masyarakat Indonesia yang meningkat akan pentingnya investasi jangka panjang harus diikuti dengan perencanaan keuangan yang matang. Ia menyarankan, untuk jangka panjang, seperti kebutuhan saat pensiun, masyarakat bisa mulai menempatkan dananya secara periodik. Instrumen investasi itu beragam, mulai dari reksadana saham atau asuransi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia