KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Aneka Tambang Tbl (
ANTM) atau Antam mengungkap penyebab kelangkaan emas batangan di pasaran. Menurut Direktur Utama Antam, Achmad Ardianto, terkait stok emas sangat bergantung pada sistem pemesanan dan keterbatasan modal kerja perusahaan. "Yang terjadi sekarang adalah tidak terlepas dari sistem penjualannya. Jadi Antam itu kan dulu
nggak punya modal, sehingga yang menjual emas ke lapangan, itu adalah orang-orang yang punya uang. Jadi perusahaan-perusahaan mitra kita namanya
wholesaler," jelas Achmad dalam rapat dengar pendapat (RDP) di DPR Senin (29/9/2025).
Baca Juga: Aneka Tambang (Antam) Masih Impor Emas 30 Ton per Tahun, Ini Sumbernya Sebagai gambaran,
wholesaler berperan sebagai pedagang besar yang membeli stok emas dari Antam. Mereka juga berperan untuk melakukan distribusi emas hingga tiba di toko-toko emas seluruh Indonesia. Adapun, jika dibandingkan, Antam hanya menguasai 30% stok emas sementara 70% distribusi dikelola oleh
wholesaler. "Seperti
back to back. Antam membuatkan, serahkan ke dia (pedagang besar) lalu dia distribusikan ke toko emas. Itu hampir 70% bisnis kami itu
begitu. Jadi tidak 100%," jelas Achmad. Sedangkan sisanya atau sebesar 30%, Antam jual melalui butik-butik emas Antam yang tersebar diseluruh Indonesia. "Butik-butik itu yang ada 15 butik di seluruh indonesia. Animo pembeli itu banyak sekali," jelasnya.
Baca Juga: HPM Jadi Penyebab Bijih Bauksit dan Feronikel Aneka Tambang (ANTAM) Sulit Terjual Achmad juga mengakui keterbatasan bahan baku menjadi hambatan Antam memenuhi kebutuhan konsumen dalam bentuk emas batangan di pasar. "Sejak beberapa bulan terakhir kan kita tidak bisa impor
dulu, karena sementara impor tidak bisa, dalam negeri tidak ada yang mau jual. Jadi bahan baku kami kan susah. Kalau bahan baku kami di-
secure, maka kami bisa mempercepat distribusi," tegas Achmad. Sebelumnya, Anggota DPR Komisi VI, Fraksi Gerindra Kawendra Lukistiansela dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Senayan meminta penjelasan Antam terkait kelangkaan stok emas batangan di pasaran. "Saya dapat kabar dari teman-teman, kalau cari stok emas susah.
Cuma bisa 20% paling, kan kalau
begini permainan,
nunggu harga segala macam, ini kan nyumbang inflasi gila-gilaan kalau
begini," kata Kawendra kepada direksi Antam. Kawendra juga mengingatkan manajemen Antam soal pentingnya keterbukaan, mengingat perusahaan sempat tersandung kasus besar dengan kerugian mencapai Rp3,3 triliun.
"Keterbukaan itu harus lebih
oke. Bapak (Dirut Antam) juga harus lebih komunikatif, bapak diajak komunikasi
aja susah kadang-kadang. Kemarin kita datang ke Papua
invite bapak, bapak
enggak hadir, malah mengutus Pak Dewa (Direktur Pengembangan Usaha Atam), padahal kita pengen diskusi seperti ini," tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News