JAKARTA. Tanaman memerlukan air. Tetapi, jika curah hujan terlalu banyak, produksi cabai terganggu. Itulah yang dialami petani cabai belakangan ini. Imbasnya, pasokan cabai menyusut dan harga cabai pun meningkat. Sukoco, Koordinator Wilayah Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI) Jawa Timur menuturkan tingginya curah hujan dalam sepuluh hari terakhir membuat tanaman cabai rusak. Padahal, saat ini sebagian tanaman cabai petani di Jawa Timur sudah memasuki masa panen. "Karena curah hujan tinggi banyak tanaman rusak. Ini membuat cabai busuk dan layu," jelasnya kepada KONTAN Rabu (29/1). Dalam kondisi normal, satu hektare (ha) lahan cabai bisa menghasilkan 10 ton - 12 ton cabai rawit. Tetapi kini panen cabai rawit hanya sekitar 4 ton - 5 ton per ha. Sedangkan produksi cabai merah besar dan cabai merah keriting yang biasanya sekitar 12 ton - 14 ton per ha, "Sekarang produksinya susut hingga 50%," kata Sukoco.
Curah Hujan Tinggi, Produksi Cabai Susut
JAKARTA. Tanaman memerlukan air. Tetapi, jika curah hujan terlalu banyak, produksi cabai terganggu. Itulah yang dialami petani cabai belakangan ini. Imbasnya, pasokan cabai menyusut dan harga cabai pun meningkat. Sukoco, Koordinator Wilayah Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI) Jawa Timur menuturkan tingginya curah hujan dalam sepuluh hari terakhir membuat tanaman cabai rusak. Padahal, saat ini sebagian tanaman cabai petani di Jawa Timur sudah memasuki masa panen. "Karena curah hujan tinggi banyak tanaman rusak. Ini membuat cabai busuk dan layu," jelasnya kepada KONTAN Rabu (29/1). Dalam kondisi normal, satu hektare (ha) lahan cabai bisa menghasilkan 10 ton - 12 ton cabai rawit. Tetapi kini panen cabai rawit hanya sekitar 4 ton - 5 ton per ha. Sedangkan produksi cabai merah besar dan cabai merah keriting yang biasanya sekitar 12 ton - 14 ton per ha, "Sekarang produksinya susut hingga 50%," kata Sukoco.