JAKARTA. Kondisi cuaca yang tidak menentu dan tingginya curah hujan hampir sepanjang tahun ini membuat produksi kakao diprediksi bakal tergerus. Jika pada kondisi cuaca normal produksi kakao bisa mencapai 550.000 ton, tahun ini, diprediksi produksi kakao maksimal hanya sebanyak 500.000 ton atau turun hampir 10%. Arief Zamroni, Ketua Asosiasi Petani Kakao Indonesia (APKAI) mengatakan, penurunan produksi kakao ini dipengaruhi penyakit dan tumbuh suburnya jamur pada pohon kakao karena tingginya curah hujan. Meski begitu, harga jual kakao masih stabil karena permintaan pasar, baik lokal maupun ekspor masih tinggi. "Harga jual masih stabil, karena permintaan banyak. Ini seiring dengan makin banyaknya industri berbahan baku kakao masuk ke indonesia," katanya pada KONTAN, Senin (31/10). Maklum saja, sampai dengan sekarang, hasil produksi dalam negeri belum bisa memenuhi seluruh kebutuhan bahan baku industri berbasis kakao yang mencapai sekitar 800.000 ton.
Curah hujan tinggi, produksi kakao anjlok
JAKARTA. Kondisi cuaca yang tidak menentu dan tingginya curah hujan hampir sepanjang tahun ini membuat produksi kakao diprediksi bakal tergerus. Jika pada kondisi cuaca normal produksi kakao bisa mencapai 550.000 ton, tahun ini, diprediksi produksi kakao maksimal hanya sebanyak 500.000 ton atau turun hampir 10%. Arief Zamroni, Ketua Asosiasi Petani Kakao Indonesia (APKAI) mengatakan, penurunan produksi kakao ini dipengaruhi penyakit dan tumbuh suburnya jamur pada pohon kakao karena tingginya curah hujan. Meski begitu, harga jual kakao masih stabil karena permintaan pasar, baik lokal maupun ekspor masih tinggi. "Harga jual masih stabil, karena permintaan banyak. Ini seiring dengan makin banyaknya industri berbahan baku kakao masuk ke indonesia," katanya pada KONTAN, Senin (31/10). Maklum saja, sampai dengan sekarang, hasil produksi dalam negeri belum bisa memenuhi seluruh kebutuhan bahan baku industri berbasis kakao yang mencapai sekitar 800.000 ton.