JAKARTA. Curah hujan yang sangat tinggi membuat produktifitas lada hitam menurun. Curah hujan yang tinggi membuat bunga lada hitam berguguran sebelum terjadi pembuahan. Kondisi ini berpotensi mengerek harga di pasar global. Direktur Pemasaran Domestik Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (PPHP) Kementerian Pertanian Gardjita Budi mengakui, akibat iklim yang tidak bersahabat, ada kekhawatiran penurunan produksi di sebagian besar komoditas, termasuk lada hitam. "Produksi lada hitam nasional sepertinya akan lebih kecil ketimbang perkiraan sebelumnya," kata Gardjita di Jakarta, Selasa (12/10).Awalnya pada tahun ini Kementerian Pertanian menargetkan produksi lada hitam nasional akan mencapai 87.551 ton. Jumlah ini lebih tinggi ketimbang produksi lada hitam pada tahun 2009 yang sebesar 84.506 ton. Sayangnya, Gardjita belum bisa memperkirakan seberapa besar penurunan produksi lada hitam ini.Yang jelas, ia mengatakan penurunan produksi lada hitam ini tidak hanya terjadi di Indonesia saja. "Penurunan produksi ini juga terjadi di beberapa negara termasuk di India," ungkapnya.International Pepper Community (IPC) dan Agricultural Market Intellegence Centre (AMIC) sempat memperkirakan produksi lada hitam dunia akan turun sekitar 15% - 20% akibat cuaca ekstrim ini. Untuk di Indonesia dan Brazil, kedua lebaga ini memperkirakan produksi lada hitam akan turun sekitar 30% - 40%. Sedangkan di India dan Vietnam, penurunan produksi lada hitam akan mencapai 20% - 25%.Mengerek hargaAkibat penurunan produksi ini, kenaikan harga lada hitam sudah pasti tidak bisa dihindari. Sebab, turunnya pasokan secara otomatis akan mendongkrak harga.Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pengawas perdagangan Berjangka Komoditi Kementerian Perdagangan (Bappebti), harga spot lada hitam di dalam negeri yang lazim disebut dengan Lampung Black Pepper saat ini sebesar Rp 30.347 per kilogram (kg). Jika dilihat dari posisi harga lada hitam pada awal Januari 2010 yang sebesar Rp 25.475 per kg, maka harga lada hitam domestik sepanjang tahun ini sudah melonjak 19,12%.Gardjita memperkirakan cuaca ekstrim ini masih akan berlanjut hingga tahun depan. Karenanya, ia mengatakan Kementerian Pertanian tengah melakukan berbagai upaya termasuk penyuluhan kepada petani mengenai perubahan cuaca ini. "Kita sedang mengkomunikasikan dengan petani mengenai perubahan cuaca ini. Sehingga petani bisa melakukan antisipasi ke depan," ungkapnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Curah hujan tinggi, produksi lada hitam lebih mini
JAKARTA. Curah hujan yang sangat tinggi membuat produktifitas lada hitam menurun. Curah hujan yang tinggi membuat bunga lada hitam berguguran sebelum terjadi pembuahan. Kondisi ini berpotensi mengerek harga di pasar global. Direktur Pemasaran Domestik Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (PPHP) Kementerian Pertanian Gardjita Budi mengakui, akibat iklim yang tidak bersahabat, ada kekhawatiran penurunan produksi di sebagian besar komoditas, termasuk lada hitam. "Produksi lada hitam nasional sepertinya akan lebih kecil ketimbang perkiraan sebelumnya," kata Gardjita di Jakarta, Selasa (12/10).Awalnya pada tahun ini Kementerian Pertanian menargetkan produksi lada hitam nasional akan mencapai 87.551 ton. Jumlah ini lebih tinggi ketimbang produksi lada hitam pada tahun 2009 yang sebesar 84.506 ton. Sayangnya, Gardjita belum bisa memperkirakan seberapa besar penurunan produksi lada hitam ini.Yang jelas, ia mengatakan penurunan produksi lada hitam ini tidak hanya terjadi di Indonesia saja. "Penurunan produksi ini juga terjadi di beberapa negara termasuk di India," ungkapnya.International Pepper Community (IPC) dan Agricultural Market Intellegence Centre (AMIC) sempat memperkirakan produksi lada hitam dunia akan turun sekitar 15% - 20% akibat cuaca ekstrim ini. Untuk di Indonesia dan Brazil, kedua lebaga ini memperkirakan produksi lada hitam akan turun sekitar 30% - 40%. Sedangkan di India dan Vietnam, penurunan produksi lada hitam akan mencapai 20% - 25%.Mengerek hargaAkibat penurunan produksi ini, kenaikan harga lada hitam sudah pasti tidak bisa dihindari. Sebab, turunnya pasokan secara otomatis akan mendongkrak harga.Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pengawas perdagangan Berjangka Komoditi Kementerian Perdagangan (Bappebti), harga spot lada hitam di dalam negeri yang lazim disebut dengan Lampung Black Pepper saat ini sebesar Rp 30.347 per kilogram (kg). Jika dilihat dari posisi harga lada hitam pada awal Januari 2010 yang sebesar Rp 25.475 per kg, maka harga lada hitam domestik sepanjang tahun ini sudah melonjak 19,12%.Gardjita memperkirakan cuaca ekstrim ini masih akan berlanjut hingga tahun depan. Karenanya, ia mengatakan Kementerian Pertanian tengah melakukan berbagai upaya termasuk penyuluhan kepada petani mengenai perubahan cuaca ini. "Kita sedang mengkomunikasikan dengan petani mengenai perubahan cuaca ini. Sehingga petani bisa melakukan antisipasi ke depan," ungkapnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News