KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Arifin Tasrif resmi meninggalkan jabatannya sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) setelah menjabat sejak 23 Oktober 2019 hingga 19 Agustus 2024. Dalam acara Serah Terima Jabatan (Sertijab) di Kementerian ESDM pada Senin (19/8), Arifin mengungkapkan berbagai pencapaian dan tantangan yang dihadapinya selama masa jabatannya. Arifin menyebutkan bahwa upaya pencapaian transisi energi telah dimulai sejak Paris Agreement bergulir pada tahun 2015.
Kementerian ESDM memainkan peran penting dalam menyediakan energi bersih, menjaga ketahanan energi, dan mendorong pertumbuhan ekonomi melalui pemanfaatan sumber daya alam yang ada.
Baca Juga: Jadi Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia Dapat Mandat dari Jokowi Tuntaskan Hal Ini Di tengah pertumbuhan konsumsi gas dan penurunan produksi minyak, Arifin menjelaskan bahwa kementeriannya telah melakukan berbagai langkah strategis. Ini termasuk upaya penemuan sumber-sumber baru, optimasi sumber yang ada dengan memanfaatkan teknologi terbaru, serta perbaikan kebijakan untuk meningkatkan daya tarik investasi di sektor hulu migas. "Kami juga melakukan upaya optimasi sumber-sumber yang ada dengan memanfaatkan teknologi dan pengalaman dari calon mitra kami. Selain itu, kami melakukan perbaikan kebijakan agar daya tarik investasi di sektor hulu migas tetap kompetitif," ungkap Arifin. Arifin juga menekankan pentingnya peningkatan efisiensi untuk mengurangi impor dan beban subsidi. Beberapa pencapaian yang disoroti termasuk penemuan sumber-sumber gas baru, seperti di Geng North Ganal Kaltim, yang diharapkan dapat mulai berproduksi pada tahun 2027-2028, serta percepatan produksi dari blok Andaman yang diharapkan sebelum 2030 dan blok Masela yang ditargetkan berproduksi pada 1 Januari 2030. "Untuk itu, kita perlu membangun infrastruktur energi yang dapat menjamin ketersediaan dan ketahanan energi bagi negara ini," ujar Arifin. Menurut Arifin, pembangunan infrastruktur energi merupakan tantangan besar bagi Kementerian ESDM.
Baca Juga: Arifin Tasrif Resmi Serahkan Jabatan Menteri ESDM ke Bahlil Lahadalia Beberapa proyek transmisi gas sedang dalam tahap penyelesaian, dengan harapan dapat tersambung dari ujung Sumatera hingga ujung Pulau Jawa pada tahun 2028. Arifin juga menyarankan perlunya efisiensi lebih lanjut, seperti konversi dari pemanfaatan minyak menjadi gas, untuk mengurangi impor dan ketergantungan pada LPG. Kementerian ESDM merencanakan pembangunan super grid untuk mendorong pemanfaatan energi baru terbarukan di seluruh pelosok negeri. Dalam sektor mineral dan hilirisasi, Arifin mencatat bahwa Indonesia memiliki potensi sumber daya yang besar.
Negara ini merupakan salah satu produsen ekspor nikel terbesar di dunia dan juga memiliki komoditas tembaga dan aluminium yang penting untuk infrastruktur dan tenaga listrik. Upaya ke depan harus memaksimalkan potensi cadangan minyak dan gas bumi, serta menemukan potensi baru untuk mineral-mineral yang belum terdata. "Ke depan, tugas-tugas di Kementerian ESDM akan semakin menarik dan penuh tantangan," pungkas Arifin. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .