Curhat Bos Teknologi Amerika Serikat Melihat Kondisi Ekonomi



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Ekonomi Amerika Serikat (AS) menunjukkan tanda kelesuan menuju resesi. Serangkaian data ekonomi yang tersaji di Juni memperlihatkan bukti pelemahan di sektor-sektor utama ekonomi negeri paman Sam.

Investor bursa juga terlihat khawatir dengan kondisi resesi ekonomi AS. Indeks S&P 500 menutup paruh pertama tahun ini yang terburuk sejak 1970, meluncur lebih dari 20% dalam enam bulan pertama tahun 2022. Hal ini membuat banyak perusahaan kehilangan nilai pasar di bursa miliaran dolar lebih.

Bos teknologi seperti Elon Musk, Mark Zuckerberg terlihat khawatir dengan kondisi ekonomi AS yang menuju resesi ini.  Nah, cara untuk mengantisipasi kondisi ini memang banyak perusahaan teknologi di AS yang mengurangi jumlah karyawan. Hal ini berbeda saat banyak perusahaan teknologi yang jor Joran menambah karyawan hingga menawarkan gaji lebih tinggi.


Baca Juga: Badai PHK Ikut Menyapu Raksasa Perusahaan Teknologi China

Kekhawatiran ini juga terlihat dari survei 300 CEO AS yang berpartisipasi dalam jajak pendapat Indeks Keyakinan CEO Chief Executive pada bulan Juni lalu. Hasil survei  menunjukkan  terhadap kondisi bisnis saat ini tetap datar dari bulan ke bulan hingga akhir tahun nanti.

Baca Juga: Wall Street Jatuh, S&P 500 Menuju Paruh Pertama Terburuk Sejak 1970

Berikut rangkuman kekhwatiran sejumlah bos teknologi terhadap resesi ekonomi AS ini

Mark Zuckerberg (CEO Meta)

Mark Zuckerberg, CEO Meta dalam sesi tanya jawab mingguan tradisional dengan karyawan perusahaan pada 30 Juni, dia mengatakan dan memperkirakan ada awan gelap di ekonomi AS.

"Salah satu penurunan terburuk yang pernah kita lihat dalam sejarah baru-baru ini," ujar Zuckerberg dalam rekaman audio yang diperoleh Reuters.

Akibatnya, Meta akan melakukan kebijakan pengurangan biaya. Perusahaan hanya berencana untuk mempekerjakan antara 6.000 dan 7.000 insinyur baru pada tahun 2022, dibandingkan dengan proyek awal 10.000 rekrutan baru, menurut Reuters.

Elon Musk (Tesla)

Elon Musk juga khawatir tentang prospek resesi di Amerika Serikat.

"Resesi ini belum pasti, tapi sepertinya lebih mungkin terjadi daripada tidak," katanya dikutip dari Reuters, Selasa (21/6). Dalam suratnya ke eksekutif Tesla, orang terkaya di dunia ini memiliki perasaan yang sangat buruk tentang ekonomi.

"Perusahaan perlu memangkas jumlah staf sekitar 10% dan menghentikan semua perekrutan di seluruh dunia," kata Musk.

Bill Gates (Microsoft)  

Di Maret lalu, Miliarder dan pendiri Microsoft mengatakan kepada CNN bahwa ia percaya faktor-faktor seperti perang Rusia di Ukraina dan kejatuhan ekonomi pandemi menciptakan "argumen kuat" bahwa dunia akan melihat perlambatan ekonomi dalam waktu dekat.

“Itu datang di atas pandemi di mana tingkat utang pemerintah sudah sangat, sangat tinggi, dan sudah ada masalah rantai pasokan,” kata Gates. “Ini kemungkinan akan mempercepat masalah inflasi yang dimiliki ekonomi dunia kaya, dan memaksa kenaikan suku bunga yang pada akhirnya akan mengakibatkan perlambatan ekonomi,” ujarnya.

Belakangan ini, Microsoft juga memperlambat perekrutan untuk grup Office, Windows dan Teams

   

Editor: Lamgiat Siringoringo