KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kebijakan tarif bea masuk baja 25% yang bakal dikenakan oleh Amerika Serikat (AS), dinilai sebagai bentuk proteksionisme terhadap industri negara tersebut. Banyak pihak memprediksi, pengekspor baja dunia terbesar, seperti China, bakal mengalihkan produknya ke pasar lain, salah satunya Indonesia. Akibat regulasi AS itu, produsen baja lokal melihat bakal ada ancaman berupa semakin maraknya produk impor baja dari Negeri Panda tersebut. "Benar, bakal ada potensi banjir limpahan baja, sebab yang tidak bisa masuk AS sangat besar," kata Hidayat Triseputro, Direktur Eksekutif The Indonesian Iron and Steel Industry (IISIA) kepada Kontan.co.id, Minggu (11/3). Apalagi, menurut Hidayat, China sudah lama bermain di regional Asia Tenggara sebelumnya. Dan Indonesia merupakan pasar yang sangat besar di dalam Asean.
Curhatan industri baja: Regulasi safeguard belum mampu hadapi gempuran impor baja
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kebijakan tarif bea masuk baja 25% yang bakal dikenakan oleh Amerika Serikat (AS), dinilai sebagai bentuk proteksionisme terhadap industri negara tersebut. Banyak pihak memprediksi, pengekspor baja dunia terbesar, seperti China, bakal mengalihkan produknya ke pasar lain, salah satunya Indonesia. Akibat regulasi AS itu, produsen baja lokal melihat bakal ada ancaman berupa semakin maraknya produk impor baja dari Negeri Panda tersebut. "Benar, bakal ada potensi banjir limpahan baja, sebab yang tidak bisa masuk AS sangat besar," kata Hidayat Triseputro, Direktur Eksekutif The Indonesian Iron and Steel Industry (IISIA) kepada Kontan.co.id, Minggu (11/3). Apalagi, menurut Hidayat, China sudah lama bermain di regional Asia Tenggara sebelumnya. Dan Indonesia merupakan pasar yang sangat besar di dalam Asean.